Divestasi Vale Indonesia (INCO), ESDM Tunggu Penawaran Harga

Bisnis.com,28 Agt 2023, 17:20 WIB
Penulis: Lukman Nur Hakim
Aktifitas penambangan nikel milik PT Vale Indonesia, Tbk terlihat di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih menunggu nilai penawaran dari PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) terkait divestasi saham yang akan mereka lakukan.

Plt. Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengatakan bahwa pihaknya masih terus menunggu harga yang ditawarkan oleh pihak INCO untuk saham yang akan mereka lepas.

“Masih menunggu tawaran dari mereka [Vale], tawaran harga divestasi itu,” kata Wafid di Kementerian ESDM, Senin (28/8/2023).

Sebelumnya, PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID menyebut besaran porsi saham yang akan dilepas INCO dalam divestasi peralihan status kontrak karya masih dinegosiasikan.

Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan bahwa porsi divestasi saham INCO yang ditawarkan sebesar 14 persen belum nilai final dan masih bisa bertambah.

“Enggak, belum tentu [14 persen], masih dinegosiasi. Bisa bertambah,” kata Hendi, Senin (14/8/2023).

Sementara itu, MIND ID kembali menegaskan keinginannya untuk menjadi pengendali utama INCO melalui momentum divestasi saham tersebut. 

Hendi mengatakan bahwa dalam divestasi saham tersebut, pihaknya tidak mau mengulang apa yang terjadi saat mengakusisi saham divestasi PT Freeport Indonesia (PTFI), di mana pihak Indonesia menjadi mayoritas pemegang saham, tetapi tidak menjadi pengendali. Saat ini, kontrol manajemen operasi PTFI masih di tangan Freeport-McMoRan Inc.

“Beda [dengan Freeport] karena kita harus jadi pengendali,” kata Hendi.

Lebih lanjut, Hendi menjelaskan bahwa MIND ID ingin menjadi pengendali karena ingin memastikan berjalannya pengembangan tambang nikel di wilayah kerja INCO. 

Sebab, Hendi melihat bahwa saat ini pengembangan potensi nikel yang ada di konsesi tambang INCO belum signifikan sedari 2014.

“Dari sisi potensinya ya kan, selama ini sejak 2014 pengembangannya kalau mengutip Pak Menteri kan kurang,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Denis Riantiza Meilanova
Terkini