Bisnis.com, JAKARTA - Likuiditas PT Bank BTPN Tbk. masih terjaga didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang mengalami peningkatan sebesar 4 persen year-on-year menjadi Rp107,35 triliun per akhir Juni 2023.
Meski begitu, Direktur Keuangan Bank BTPN Hanna Tantani menyebut perusahaan tak menutup mata dalam upayanya melakukan diversifikasi pendanaan demi menghindari risiko likuiditas.
“Kami terus mengkaji jumlah pendanaan untuk mendukung pertumbuhan kredit dari waktu ke waktu. Selain dana pihak ketiga, Bank BTPN juga memiliki sumber pendanaan seperti obligasi, short-term dan long-term borrowing, bilateral borrowing dengan institusi lainnya dan juga dari pasar uang,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Senin (28/8/2023).
Lebih lanjut, dia menuturkan dalam menentukan sumber pendanaan, Bank BTPN menetapkan rencana strategis pendanaan, dan ini diimplementasikan sesuai kondisi pasar, baik jangka pendek, menengah, dan jangka panjang, dengan memperhatikan struktur neraca, rasio-rasio yang perlu dijaga, dan manajemen risiko nilai tukar dan suku bunga sebagai bagian dari manajemen aktif yang dilakukan oleh bank atas volatilitas pasar dan maturity mismatch.
Adapun, yang paling baru saat ini, kala Bank BTPN menandatangani kesepakatan dengan International Finance Corporation yang akan berinvestasi hingga US$500 juta di Bank BTPN melalui obligasi sosial dan hijau, sebagai salah satu upaya Bank BTPN dalam memperoleh pendanaan.
Penerbitan obligasi kategori ini merupakan yang pertama bagi Bank BTPN dan memperkuat komitmennya dalam mendukung sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia, khususnya bisnis-bisnis yang dipimpin oleh perempuan serta aksi adaptasi terhadap perubahan iklim.
“Penerbitan obligasi oleh Bank BTPN ini juga sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang dirumuskan dalam SDGs [Sustainable Development Goals] yang diharapkan dapat dicapai pada 2030,” tutupnya.
Sepanjang paruh pertama 2023, PT Bank BTPN Tbk. dan entitas anak telah membukukan laba bersih Rp1,68 triliun. Sementara, pada tahun sebelumya laba perseroan tercatat senilai Rp1,93 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan, BTPN mencatatkan peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 4,02 persen yoy menjadi Rp5,95 triliun pada paruh pertama 2023.
BTPN mencatatkan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross yang membaik dari 1,25 persen pada Juni 2022 menjadi 1,24 persen pada Juni 2023. Sementara, NPL nett meningkat dari 0,37 persen pada Juni 2022 menjadi 0,45 persen pada Juni 2023.
Dari sisi pendanaan, bank telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp107,33 triliun per Juni 2023, naik 4,03 persen yoy. Bank juga telah meraup dana murah atau current account savings account (CASA) sebesar Rp37,35 triliun dengan porsi 34,79 persen terhadap DPK.
Selanjutnya, berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI) atas hasil stress test atau daya tahan perbankan Indonesia menunjukkan likuiditas perbankan pada Juli 2023 terjaga, dipengaruhi oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 6,62 persen (yoy).
Risiko kredit pun terkendali, tercermin dari rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) yang rendah, yaitu 2,44 persen (bruto) dan 0,77 persen (neto) pada Juni 2023.
Permodalan perbankan juga dinilai kuat dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 26,74 persen pada Juni 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel