Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank DBS Indonesia memproyeksikan pertumbuhan kredit pada 2024 akan mengalami peningkatan sebesar 10 persen, meski ada atau tanpa adanya insentif.
Managing Director Head of Insitutional Bank Kunardy Lie menyebut pada paruh pertama 2023, credit growth perbankan mencapai 10 hingga 15 persen (year-on-year/yoy).
“Kalau dibilang tahun ini kredit naik, karena pemilu. Sebenarnya enggak juga ya, Ini tergantung perusahaan ingin ekspansi atau tidak,” ujarnya pada Bisnis usai agenda Sustainability Council di Jakarta, Senin (28/8/2023).
Pihaknya pun tak menampik tantangan yang tengah dihadapi. Saat ini perusahaan yang memerlukan dana untuk ekspansi bisnis relatif tidak banyak. Saat yang sama, bank berlomba-lomba memberikan kredit dengan bunga yang murah.
Adapun, Kunardy menyebut sektor yang saat ini masih menjadi penopang dari pertumbuhan kredit perbankan adalah metal mining, nikel, hingga consumer goods.
“Kita kan sekarang rakyat Indonesia domestic consumption itu masih sebagian besar GDP kita, jadi rakyat Indonesia suka sekali spending, bahwa consumer goods ini masih sangat menjanjikan,” ucapnya.
Lebih lanjut, dia menyebut sektor logistik diprediksi masih menjadi salah satu sektor yang menjadi favorit hingga akhir tahun ini.
“Dengan naiknya business online, ini mendongkrak demand ini,” ujarnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia, kredit perbankan pada Juli 2023 tumbuh sebesar 8,54 persen (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 7,76 persen (yoy), terutama dikontribusikan oleh sektor Jasa Sosial, Pertambangan, dan Jasa Dunia Usaha.
Perkembangan ini dipengaruhi sisi penawaran kredit sejalan standar penyaluran kredit perbankan yang masih longgar, sehingga akomodatif terhadap peningkatan pertumbuhan kredit.
Pertumbuhan kredit juga dipengaruhi oleh permintaan yang tinggi sejalan pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Pembiayaan syariah juga terus meningkat mencapai 17,55 persen (yoy) pada Juli 2023, terutama didorong oleh peningkatan pembiayaan modal kerja. Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit mencapai 7,59 persen (yoy) pada Juli 2023, terutama ditopang oleh segmen mikro.
Bank Indonesia akan memperkuat efektivitas implementasi insentif kebijakan makroprudensial berkoordinasi dengan Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendorong penyaluran kredit/pembiayaan perbankan pada sektor-sektor hilirisasi (minerba, pertanian, peternakan, dan perikanan), perumahan (termasuk perumahan rakyat), pariwisata, inklusif (termasuk UMKM, KUR), dan ultra mikro (UMi), serta ekonomi hijau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel