Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah perusahaan asuransi jiwa mengalami peningkatan klaim surrender dan klaim partial withdrawal sepanjang semester I/2023.
Hal ini berbanding terbalik dengan laporan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) yang mencatat terjadinya penurunan pada klaim surrender sebesar 8,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) sepanjang semester I/2023.
AAJI mencatat klaim surrender menyusut menjadi Rp43,40 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya mencapai Rp47,54 triliun.
Selain itu, klaim partial withdrawal juga turun 3,6 persen yoy dari Rp9,33 triliun pada semester I/2022 menjadi Rp8,99 triliun pada periode yang sama tahun ini.
PT Asuransi BRI Life (BRI Life) mencatat sampai dengan Juni 2023, klaim surrender dan klaim partial withdrawal perusahaan mencapai Rp667 miliar atau meningkat 50 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila mengatakan bahwa tren klaim surrender dan klaim partial withdrawal di setiap perusahaan asuransi jiwa berbeda-beda. Hal ini tergantung dari sisi nasabah memahami produk, manfaat, dan penjelasan yang diberikan di awal proses.
“Di BRI Life, kami kebalikan dengan industri, masih mengalami peningkatan signifikan, utamanya disebabkan karena nasabah ingin mengambil keuntungan dari kondisi pasar modal yang sedang membaik,” ujar Iwan kepada Bisnis, Selasa (29/8/2023).
Namun, Iwan menuturkan BRI Life terus infokan ke nasabah untuk tetap mempertahankan polisnya agar perlindungan asuransi jiwa bisa terjaga.
“Kami juga pastikan setiap klaim nasabah akan kami bayarkan sesuai dengan ketentuan yang ada karena kami telah menyediakan investasinya,” katanya.
Ke depan, BRI Life memproyeksikan sampai akhir tahun, klaim jenis ini akan menurun karena tren nasabah baru yang jauh berkurang.
Di sisi lain, PT BNI Life Insurance atau BNI Life juga mencatat peningkatan total klaim surrender dan withdrawal di BNI Life sebesar Rp1,1 triliun sampai dengan Juli 2023.
“Total klaim surrender dan withdrawal di BNI Life mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp748,4 miliar,” ungkap Plt. Direktur Utama BNI Life Eben Eser Nainggolan kepada Bisnis.
Adapun proyeksi sampai dengan akhir tahun, Eben melihat adanya kecenderungan aktivitas klaim surrender maupun withdrawal yang akan meningkat sehubungan dengan pada akhir tahun seringkali menjadi waktu liburan.
“Selama periode ini, banyak orang merencanakan perjalanan liburan, dan berbagai aktivitas lainnya. Hal ini dapat meningkatkan klaim surrender ataupun withdrawal,” ujarnya.
Jika melihat tren penurunan klaim surrender dan partial surrender yang terjadi industri asuransi jiwa, BNI Life melihat daya beli atau kemampuan finansial dapat mengindikasikan bahwa nasabah saat ini bisa lebih stabil secara finansial.
Artinya, Eben menjelaskan bahwa nasabah tidak perlu melakukan penarikan atau pengakhiran polis asuransi mereka untuk memenuhi kebutuhan mendesak.
Namun, lanjut Eben, ada pula aspek lain yang bisa menjadi penyebab penurunan klaim tersebut. Salah satunya adalah kinerja investasi yang lebih baik. Menurutnya, hal ini mungkin mendorong nasabah untuk mempertahankan polis dan tidak melakukan surrender maupun withdrawal.
“Tetapi, penting untuk diingat bahwa situasi finansial dan keputusan klaim surrender dan withdrawal nasabah bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor,” tandas Eben.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel