Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) berencana melakukan pemecahan saham atau stock split dengan rasio 1:2. Lalu, bagaimana proyeksi saham BBNI ke depan?
Berdasarkan keterbukaan informasi, Manajemen BNI akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) guna meminta persetujuan stock split. "Perseroan menyampaikan pemanggilan kepada para pemegang saham bahwa perseroan akan menyelenggarakan RUPSLB Tahun 2023," tulis Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo pada Selasa (29/8/2023).
Mengacu pada prospektusnya, manajemen BBNI menjelaskan tujuan melaksanakan stock split untuk meningkatkan demand atas saham perseroan dengan memperluas basis investor.
Kemudian, stock split juga akan menyebabkan harga saham BBNI menjadi terjangkau bagi investor perorangan atau investor ritel. Dengan demikian, aksi korporasi ini akan meningkatkan jumlah investor yang dapat melakukan transaksi atas saham BBNI.
Manajemen BNI menilai jumlah lembar saham perseroan setelah stock split akan bertambah dan meningkatkan likuiditas perdagangan saham BBNI sehingga perdagangan saham perseroan di bursa efek akan lebih aktif.
Sementara itu, di tengah rencana stock split prospek saham BBNI diperkirakan positif. Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan prospek dari saham-saham perbankan, termasuk BBNI memang masih cukup positif setidaknya hingga akhir tahun ini.
Hal ini seiring dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi domestik, tren inflasi yang terus melandai sehingga menopang daya beli serta efek tahun politik yang bisa mendongkrak belanja masyarakat. Apalagi permintaan kredit juga masih tinggi dan proyeksi pertumbuhan kredit di kisaran 9-10 persen.
Sebelumnya, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Soetoyo dan Abyan Habib Yuntoharjo dalam risetnya yang dirilis pada bulan lalu merekomendasikan Buy untuk BBNI dengan target harga Rp10.950. Akan tetapi, menurut riset tersebut margin bunga bersih (net interest margin/NIM) akan menjadi perhatian utama bagi BBNI.
"Kekhawatiran utama kami terhadap BBNI terletak pada marginnya yang kami yakini akan terus berada di bawah tekanan," tulis Handiman Soetoyo dan Abyan Habib Yuntoharjo.
Berdasarkan data RTI Business, harga saham BBNI naik 0,55 persen pada penutupan perdagangan hari ini (29/8/2023) ke level Rp9.150. Meski begitu, sejak awal tahun hingga saat ini atau secara year to date (ytd), harga saham BBNI turun 0,81 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel