Jelang Pencatatan Saham IPO, Bank Muamalat Dorong Bisnis Konsumer

Bisnis.com,30 Agt 2023, 06:51 WIB
Penulis: Arlina Laras
Karyawati beraktivitas di depan kantor cabang PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. di Jakarta, Selasa (12/7/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA –– Di tengah tahapan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. membidik pembiayaan konsumer tumbuh lebih dari 130 persen hingga akhir 2023.

Bank Muamalat direncanakan IPO pada akhir tahun ini. Dalam catatan Bisnis, IPO ini tidak lepas dari aturan OJK yang mewajibkan perusahaan berstatus terbuka (Tbk.) untuk mencatatkan sahamnya di BEI sesuai dengan POJK No. 3/POJK.04/2021. Bank Muamalat disebutkan mendapatkan relaksasi selama 2 tahun.  

SEVP Retail Banking Bank Muamalat Dedy Suryadi Dharmawan mengatakan sejauh ini kontributor terbesar segmen konsumer berasal dari kredit pemilikan rumah (KPR). Pada segmen ini khususnya skema take over. Dengan begitu, pihaknya pun menjalin kerja sama pemberian referensi fasilitas pembiayaan properti dengan PT Loan Market Indo. Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan portofolio KPR perseroan tahun ini.

“Kami melihat animo masyarakat untuk mengalihkan pembiayaan rumahnya ke bank syariah cukup tinggi seiring dengan tren hijrah di masyarakat. Oleh karena itu, kami optimistis target yang telah kami tetapkan dapat tercapai,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Senin (29/8/2023).

Lebih lanjut, Dedy menuturkan dengan melalui kemitraan ini Loan Market akan mereferensikan calon pembeli yang berminat membeli atau mengalihkan pembiayaan propertinya kepada Bank Muamalat.

Menata bisnis ke segmen konsumer ini, perusahaan yang sahamnya dimiliki dana haji (BPKH) itu, Bank Muamalat pun membangun Consumer Processing Center (CPC) di enam kota yaitu Jakarta, Bandung, Medan, Yogyakarta, Surabaya dan Makassar. Adanya CPC ini berfungsi mempercepat proses pengajuan pembiayaan dengan tetap memastikan kualitas yang baik.

Berdasarkan laporan keuangan, Bank Muamalat memang mencatatkan penurunan pendapatan setelah distribusi bagi hasil 26,75 persen yoy menjadi Rp123,66 miliar pada semester I/2023. Aset perusahaan sendiri mencapai Rp63,9 triliun. Sedangkan laba bersih perusahaan sebesar Rp26,9 miliar. 

Jumlah aset ini ditopang pembiayaan yang tumbuh 7,8 persen yoy menjadi sebesar Rp20,4 triliun. Meski demikian, dari jumlah ini Rp18 triliun masih bersumber dari segmen korporasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini