Bisnis.com, JAKARTA – Mengendurnya aktivitas manufaktur tampak kian meluas di negara-negara kawasan Asia. Namun demikian, data terbaru dari China memberikan harapan baru bagi perekonomian Asia maupun dunia.
Seperti diketahui, S&P Global baru saja merilis Purchasing Manager’s Index (PMI) Agustus di sejumlah negara di Asia. Namun sayangnya, beberapa negara menunjukkan data aktivitas manufaktur yang kurang menggembirakan, dan bahkan mencatatkan kontraksi.
Taiwan menjadi salah satu negara yang mencatatkan penurunan indeks PMI pada Agustus menjadi 44,1 dari bulan sebelumnya yang mencapai 44,3. Artinya, manufaktur negara tersebut berada pada level kontraksi. Sekadar informasi, indeks PMI di atas 50 menandakan adanya ekspansi, sedangkan jika sebaliknya menandakan kontraksi.