Terkendali! Inflasi Indonesia 3,27 Persen, Agustus 2023 Deflasi 0,02 Persen

Bisnis.com,01 Sep 2023, 09:06 WIB
Penulis: Annasa Rizki Kamalina
Pedagang menyusun ayam potong di Pasar Modern, Serpong, Tangerang Selatan. BPS mengumumkan inflasi Indonesia pagi ini, Jumat (1/9/2023)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Indonesia atau Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 3,27 persen pada Agustus 2023 secara tahunan. Secara bulanan, BPS mencatat terjadi deflasi secara bulanan (month-to-month/mtm) sebesar 0,02 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan bahwa tingkat inflasi tersebut menurun dibandingkan dengan posisi inflasi bulan sebelumnya.

“Pada Agustus 2023 terjadi deflasi sebesar 0,02 persen secara bulan ke bulan atau terjaid penurunan IHK dari 115,24 pada Juli 2023 menjadi 115,22 pada Agustus 23,” katanya dalam konferensi pers, pagi ini, Jumat (1/9/2023).

Capaian ini berbalik dari konsensus Bloomberg yang terdiri dari 27 ekonom memperkirakan inflasi Agustus 2023 akan naik, dengan nilai tengah rata-rata prediksi di level 3,34 persen (yoy). 

Dari 27 ekonom, hanya Moodys Analytics Singapore Pte. Ltd. Yang memproyeksikan inflasi RI untuk bulan kedelapan ini di bawah 3 persen, yakni 2,9 persen. 

Sementara proyeksi tertinggi dirilis oleh Mohamed Faiz Nagutha dari Bank of Amerika NA dan Sin Beng Ong dari JP Morgan Chase Bank NA, dengan nilaai 3,5 persen (yoy). 

Adapun, PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), PT Bak Central Asia Tbk. (BBCA), dan Australia & New Zealand Banking Grp. Mematok inflasi pada nilai rata-rata, yaitu 3,34 persen (yoy). 

Dalam kesempatan terpisah, Ekonom Senior Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan inflasi atau Indeks Harga Konsumen (IHK) secara bulanan (month-to-month/mtm) mencapai 0,05 persen pada Agustus 2023. Melandai dari Juli 2023 yang sebesar 0,21 persen. 

Faisal menjelaskan perlambatan inflasi Agustus 2023 secara bulanan terutama disebabkan oleh penurunan harga makanan. Di sisi lain, inflasi tahunan yang lebih tinggi menurutnya lebih disebabkan oleh low base effect dari periode yang sama pada tahun lalu (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini