Kantongi Izin, Freeport Kembali Ekspor Konsentrat Tembaga

Bisnis.com,03 Sep 2023, 18:56 WIB
Penulis: Ni Luh Anggela
Tony Wenas./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) telah kembali melakukan ekspor konsentrat tembaga setelah sebelumnya sempat terhenti lantaran izin ekspor tak kunjung terbit. 

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas di sela-sela agenda Asean Investment Forum 2023 di Jakarta, Minggu (3/9/2023).

“Iya sudah boleh ekspor,” kata Tony kepada awak media, Minggu (3/9/2023). 

Tony mengungkapkan, ekspor konsentrat sudah dilakukan sejak 26 Juli 2023 atau 46 hari sejak izin ekspor sebelumnya berakhir pada 10 Juni 2023. 

“Sudah, kalau nggak salah 26 Juli,” ujarnya.

Berdasarkan laporan kuartalan Freeport-McMoRan Inc. (FCX) kepada US Securities and Exchange Commision, PTFI mendapat izin ekspor sebanyak 1,7 juta metrik ton konsentrat tembaga hingga Mei 2024.

Adapun, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menutup keran eskpor sejumlah komoditas mineral mentah sejak 10 Juni 2023. Namun, PTFI mendapat relaksasi dan dapat melakukan ekspor konsentrat hingga Mei 2024 seiring dengan kemajuan pembangunan smelter tembaga kedua PTFI di Gresik, Jawa Timur.   

Sebelumnya, tertundanya izin ekspor sempat membuat gudang penyimpanan konsentrat PTFI di Amamapare, Mimika, Papua melebihi kapasitas. Sebagian konsentrat pun disebut terpaksa diletakkan di luar gudang. 

Selain itu, tertundanya izin juga turut berdampak terhadap kinerja penjualan perseroan. Menurut laporan keuangan dan operasi kuartal II/2023 Freeport-McMoRan Inc., tembaga yang dihasilkan PTFI sepanjang semester I/2023 mencapai 735 juta pound atau turun 6,73 persen dibandingkan realisasi produksi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 788 juta pound.

Penjualan tembaga perseroan juga mengalami penurunan. Tercatat pada enam bulan 2023, penjualan tembaga PTFI mencapai 584 juta pound atau turun 25,98 persen, dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 789 juta pound. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Denis Riantiza Meilanova
Terkini