Bos Freeport Sebut Pertambangan RI Lebih Maju & Diminati di Asean

Bisnis.com,03 Sep 2023, 19:43 WIB
Penulis: Ni Luh Anggela
Tony Wenas./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyebut, sektor pertambangan menjadi magnet untuk menarik investasi asing masuk ke Indonesia.  

Wakil Ketua Umum Bidang Investasi Kadin Indonesia Tony Wenas mengatakan, jika dibandingkan dengan negara-negara Asean lainnya, Indonesia berpotensi besar untuk menarik investasi asing, khususnya di sektor pertambangan.

“Untuk investasi asing atau FDI [foreign direct investment], untuk sektor pertambangan sebagian besar akan ke Indonesia. Kalau di Asean, ya,” kata Tony Wenas di sela-sela Asean Investment Forum 2023 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (3/9/2023).

Berbeda dengan negara kawasan lainnya, pria yang juga merupakan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia itu menyebut, Indonesia memiliki hampir semua komoditas mineral. Hal inilah yang membuat sektor pertambangan Tanah Air lebih maju dan lebih diminati oleh investor asing dibandingkan negara Asean lainnya.

Di sisi lain, sejumlah tantangan yang kerap kali dijumpai dalam sektor pertambangan, seperti kestabilan politik, perpajakan, dan pertumbuhan ekonomi justru dijumpai di Indonesia. Hal tersebut, kata Tony, tercermin dari situasi politik Indonesia yang stabil dalam 9 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi yang stabil di atas 5 persen serta inflasi yang terkendali.

Indonesia sebagai tujuan investasi juga dapat dilihat dari capaian target investasi pada 2022 yang sukses membukukan Rp1.207,2 triliun atau melebihi target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebesar Rp1.200 triliun. Dia yakin target tahun ini sebesar Rp1.400 triliun juga dapat tercapai.

“Dan memang salah satu yang dominan adalah hilirisasi dari pertambangan itu sendiri. Jadi Indonesia nih lagi menarik untuk investasi, mudah-mudahan terus seperti itu,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Denis Riantiza Meilanova
Terkini