Simpanan Nasabah Tajir Terus Menumpuk, Apa Faktor Pendorongnya?

Bisnis.com,04 Sep 2023, 20:05 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Simpanan nasabah bernilai besar atau nominal di atas Rp5 miliar tumbuh pesat. Ada sejumlah faktor pendorong simpanan nasabah bernilai besar itu melesat.

Berdasarkan laporan Distribusi Simpanan Bank Umum (BU) yang dirilis Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), nilai simpanan nasabah dengan tiering di atas Rp5 miliar mencapai Rp4.230 triliun pada Juli 2023, tumbuh 8 persen secara tahunan (year on year/yoy). Dalam tiga tahun terakhir, simpanan nasabah bernilai jumbo itu juga tumbuh pesat, 39 persen.

Simpanan nasabah bernilai jumbo ini mendominasi keseluruhan simpanan di bank. "Nominal simpanan terbesar terdapat pada tiering simpanan di atas Rp5 miliar mencakup 52,2 persen total simpanan," tulis laporan LPS pada beberapa waktu lalu.

Pertumbuhan simpanan nasabah bernilai besar ini tumbuh pesat mengalahkan simpanan nasabah di tiering lainnya. Simpanan nasabah dengan nilai di bawah Rp100 juta mencapai Rp1.090 triliun, naik 3,1 persen yoy. Sementara simpanan nasabah dengan nilai Rp100 juta hingga Rp200 juta mencapai Rp424 triliun, tumbuh hanya 2,7 persen yoy.

Consumer Banking Director PT Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung mengatakan pertumbuhan pesat simpanan nasabah bernilai jumbo ini bisa saja menunjukkan bahwa nasabah sudah melihat peluang investasi dengan menyimpan dananya di bank. 

"Mereka [nasabah] berfikir ke mana kita bisa membuat simpanan berkembang biak, tentu macam-macam, salah satunya cari interest yang setinggi-tingginya. Maka nasabah lari ke produk perbankan, karena ada LPS juga yang menjamin, institusi keuangannya juga dilihat," ujarnya dalam acara Media Briefing Unravelling Complexity of Insights: Personalized Wealth Management towards Confident Decision yang digelar Bank DBS Indonesia pada Senin (4/9/2023).

Faktor lainnya, kondisi ekonomi Indonesia yang baik membuat nasabah bernilai jumbo itu mempercayakan simpanannya di bank. "GDP [gross domestic product] dan growth ekonomi Indonesia yang bagus. Itu menjadi modal besar," katanya.

Sebelumnya, Direktur Group Riset LPS Herman Saherudin mengatakan sekitar 60 persen simpanan nasabah bernilai jumbo atau nasabah kaya itu merupakan korporasi. "Mereka menyimpan simpanan di bank untuk expand, tidak konsumtif," katanya.

Berbeda dengan nasabah yang memiliki nilai simpanan kecil yang cenderung konsumtif. Menurutnya, nasabah dengan nilai simpanan di bawah Rp100 juta banyak yang merupakan individu. "Mereka pertumbuhannya bisa saja melambat," ujarnya. 

Sebab, simpanan nasabah tiering itu dipengaruhi oleh beban atau ongkos yang harus ia keluarkan dari tiap pendapatannya. Hal tersebut menurunkan minat untuk menyimpan simpanan di bank. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini