Harga Minyak Dunia Dekati Level Tertinggi sejak November 2022

Bisnis.com,05 Sep 2023, 06:28 WIB
Penulis: Farid Firdaus
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah di pasar global naik tipis pada perdagangan Senin (4/9/2023) waktu setempat, mendekati level tertinggi sejak November 2022. Volume perdagangan cederung sepi lantaran para investor menunggu pembaruan data produksi dari OPEC+.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November bertambah 45 sen menjadi menetap US$89,00 per barel di London ICE Futures Exchange.

Adapun minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Oktober meningkat 40 sen menjadi US$85,95 per barel. Tidak ada penyelesaian perdagangan minyak AS karena libur Hari Buruh pada Senin (4/9/2023).

Mengutip Bloomberg, Selasa (5/9/2023), pasar minyak berjangka telah mengalami banyak aktivitas bullish dalam beberapa pekan terakhir, dengan volume kontrak berjangka AS meningkat pada hari Jumat pekan lalu ke level tertinggi sejak Mei.

Reli harga minyak mentah baru-baru ini didorong oleh pemotongan produksi oleh pemimpin OPEC+ Arab Saudi dan Rusia, yang diperkirakan akan mengumumkan langkah selanjutnya dalam beberapa hari mendatang.

“Kami pikir harga minyak dapat didukung dalam jangka pendek di tengah antisipasi terbatasnya pasokan,” tulis analis Bank of China International, termasuk Xiao Fu.

Menurutnya Arab Saudi dan Rusia diperkirakan akan memperpanjang pengurangan produksi sukarela mereka hingga bulan Oktober tahun ini.

Pada konferensi industri di Singapura, salah satu kepala perdagangan minyak Trafigura Group, Ben Luckock, mengatakan pasar minyak mungkin rentan terhadap lonjakan harga.

Adapun OPEC berserta Badan Energi Internasional bergantung pada importir minyak terbesar di dunia, Tiongkok, untuk menopang permintaan minyak selama sisa tahun 2023, namun lambatnya pemulihan perekonomian negara tersebut membuat para investor khawatir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini