AS Beri Bantuan US$17 Juta untuk Ukraina Termasuk Amunisi Uranium yang Kontroversial

Bisnis.com,07 Sep 2023, 06:32 WIB
Penulis: Nancy Junita
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengunjungi McDonalds, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina 6 September 2023. REUTERS/Gleb Garanich TPX IMAGES OF THE DAY

Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat (AS) melalui Pentagon pada Rabu (6/9/2023) mengumumkan paket bantuan keamanan baru senilai hingga US$175 juta untuk Ukraina, termasuk amunisi uranium untuk tank Abrams.

Ini menjadi pertama kalinya bagi AS mengirimkan amunisi penusuk lapis baja yang kontroversial ke Kyiv.

Reuters melaporkan pada pekan lalu bahwa peluru tersebut, yang dapat membantu menghancurkan tank Rusia, akan menjadi bagian dari paket bantuan militer baru untuk Ukraina, yang diserbu pasukan Rusia pada Februari 2022.

Pada hari Rabu (6/9/2023), Pentagon mengatakan bantuan militer juga akan mencakup sistem anti-lapis baja, sistem navigasi udara taktis dan amunisi tambahan untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS).

Pengumuman tersebut bertepatan dengan kunjungan diplomat terkemuka AS Antony Blinken ke Kyiv sebagai isyarat dukungan ketika serangan balasan Ukraina terhadap pasukan Rusia memasuki bulan keempat dan hanya menghasilkan sedikit keuntungan.

Bantuan senilai US$175 juta tersebut merupakan bagian dari total lebih dari US$1 miliar bantuan yang diumumkan Blinken di Ibu Kota Ukraina. Bantuan ini juga mencakup lebih dari US$665 juta bantuan militer dan keamanan sipil baru serta jutaan dolar untuk dukungan pertahanan udara Ukraina dan bidang lainnya.

Meskipun Inggris mengirim amunisi uranium ke Ukraina awal tahun 2023, ini akan menjadi pengiriman amunisi uranium pertama AS dan kemungkinan besar akan menimbulkan kontroversi.

Hal ini menyusul keputusan sebelumnya oleh Washington untuk memberikan munisi tandan ke Ukraina, meskipun terdapat kekhawatiran akan bahaya senjata tersebut terhadap warga sipil.

Penggunaan amunisi depleted uranium telah diperdebatkan dengan sengit, dengan penentang seperti Koalisi Internasional untuk Melarang Senjata Uranium mengatakan ada risiko kesehatan yang berbahaya dari menelan atau menghirup debu depleted uranium, termasuk kanker dan cacat lahir.

Sebagai produk sampingan dari pengayaan uranium, depleted uranium digunakan untuk amunisi karena kepadatan ekstrimnya memberikan peluru kemampuan untuk dengan mudah menembus lapisan baja dan terbakar sendiri dalam awan debu dan logam yang membakar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini