Saham Energi dan Komoditas sedang Hibernasi, Tunggu Perbaikan Ekonomi China

Bisnis.com,07 Sep 2023, 19:34 WIB
Penulis: Annisa Kurniasari Saumi
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Gerak saham-saham sektor energi tercatat masih melemah sejak awal tahun hingga hari ini, Kamis (7/9/2023), dengan IDX Energy yang turun hingga 7,26 persen year to date. Analis melihat masih terdapat beberapa faktor yang bisa menjadi katalis bagi sektor ini. 

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menuturkan saat ini indeks sektoral IDX Energy masih berada dalam siklus improving atau perbaikan. Dia melihat, katalis positif akan datang terutama dari sisi global untuk sektor energi.

"Katalis positifnya terletak pada banyak faktor, terutama dari global economic recovery dari Tiongkok, India," ujar Nafan, Kamis (7/9/2023). 

Sementara itu, ekonomi Amerika Serikat menurutnya juga mengalami pemulihan, walaupun masih berada dalam kategori lambat.

Akan tetapi, lanjutnya, China dan India memiliki kebutuhan energi yang sangat besar dalam rangka menjalankan industrialisasinya. Dengan agenda tersebut, Nagan melihat permintaan terhadap komoditas bisa otomatis meningkat. 

"Faktor lain adalah peran OPEC+ yang menerapkan production cut, sehingga ini mendorong kenaikan harga minyak dunia dan juga tentunya bisa mendorong kenaikan harga komoditas substitusi lainnya," tutur Nafan.

Faktor selanjutnya yang dapat memperkuat saham-saham sektor energi menurut Nafan adalah musim dingin. Hadirnya musim dingin akan membuat permintaan energi semakin tinggi, terutama untuk batu bara. 

"Di Indonesia kami harap hilirisasi ke gasifikasi terus dilanjutkan untuk mengurangi impor gas. Sebenarnya kan PLTU akan dinonaktifkan ke depannya, sehingga nanti fokusnya ke gasifikasi saja dalam rangka hilirisasi," ucapnya.

Dengan katalis-katalis tersebut dan indeks sektoral energi yang mengalami perbaikan, Nafan menilai saham-saham yang mengalami penguatan masih bisa di-hold oleh investor. 

Adapun untuk saham-saham energi ini, Nafan melihat saham-saham seperti ADRO dan BUMI telah mengalami penguatan mendekati target. Dia menyarankan untuk hold saham ADRO, dan take profit dari saham BUMI.

Kemudian untuk ENRG, Nafan merekomendasikan untuk akumulasi saham ini. Dia memberikan target price di rentang harga Rp260-Rp304 untuk saham ENRG, dengan support di level Rp230 per saham.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini