AS Pilih Vietnam untuk Lawan China di Industri Semikonduktor, Kenapa Bukan RI?

Bisnis.com,11 Sep 2023, 18:01 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho , Jessica Gabriela Soehandoko & Rifki Setiawan Lubis
Chip semikonduktor buatan SK Hynix./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Para eksekutif perusahaan Amerika Serikat dan Vietnam sepakat menjalin kemitraan bisnis selama kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ke Hanoi, Vietnam, Senin (11/9/2023).

Mengutip Reuters, Senin (11/9), salah satu sektor yang menjadi fokus dalam kerja sama tersebut adalah industri semikonduktor. Adapun eksekutif perusahaan dari AS yang hadir meliputi Google, Intel, Amkor, Marvell, GlobalFoundries dan Boeing. Mereka menghadiri Vietnam-US  Innovation & Investment Summit. 

Pertemuan ini dipimpin oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Investasi Vietnam Nguyen Chi Dung, yang dilanjutkan dengan diskusi Biden dengan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh.

Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari hubungan diplomatik yang disepakati pada Minggu (10/9) yang menggarisbawahi keinginan AS untuk meningkatkan peran Vietnam di dunia, terutama di industri pembuatan chip ketika Negeri Paman Sam mengurangi paparan sektor ini dengan China. 

Kemitraan AS-Vietnam dinilai Biden sebagai dorongan untuk menunjukan kepada mitranya di Indo-Pasifik dan Dunia, bahwa AS adalah negara Pasifik dan tak akan pergi kemanapun. 

“Kita dapat menelusuri kemajuan selama 50 tahun antara negara-negara kita, mulai dari konflik hingga normalisasi, hingga peningkatan status baru ini,” jelasnya, seperti dikutip dari Reuters, Senin (11/9). 

Terkait chip, AS juga menyoroti sejumlah investasi oleh perusahaan-perusahaan AS di Vietnam, termasuk rencana Marvell dan Synopsys untuk membangun pusat desain chip di negara tersebut.

Pabrik Amkor baru senilai US$1,6 miliar di dekat Hanoi diketahui akan merakit, mengemas dan menguji chip akan mulai beroperasi pada Oktober 2023. Nilai investasi ini setara dengan pabrik perakitan chip Intel senilai US$1,5 miliar di bagian selatan Vietnam, yakni pabrik perusahaan terbesar di dunia

Mengapa Vietnam, Bukan RI?

Berdasarkan data dari Statista, pasar semikonduktor di Vietnam diproyeksikan mencapai US$17,24 miliar pada tahun 2023. Dari jumlah tersebut, lini sirkuit semikonduktor terpadu mendominasi pasar dengan volume yang diproyeksikan sebesar US$13,82 miliar pada tahun 2023.

Pasar semikonduktor Vietnam diperkirakan akan menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR 2023-2027) sebesar 11,03 persen. Dengan pertumbuhan tersebut, pasar semikonduktor Vietnam diperkirakan mencapai US$26,20 miliar pada tahun 2027.

Dalam perbandingan global, pasar semikonduktor Vietnam masih berada di bawah China yang mencapai US$179,50 miliar pada tahun 2023. Namun, dibandingkan dengan Indonesia, pasar semikonduktor Vietnam masih jauh lebih besar.

Statista mencatat nilai pasar semikonduktor di Indonesia diproyeksikan mencapai US$1,528 miliar pada tahun 2023. Dari jumlah ini, lini sirkuit terpadu mendominasi pasar dengan volume pasar yang diproyeksikan sebesar US$1,187 miliar pada tahun 2023.

Nilai tersebut diperkirakan akan menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR 2023-2027) sebesar 9,54 persen dan akan mencapai US$2,2 miliar 2027.

Dukungan Pemerintah Vietnam

Melansir Vietnam Briefing, Pemerintah Vietnam memperkenalkan berbagai langkah untuk menarik investasi dan mendukung pengembangan industri semikonduktor. Perusahaan yang berinvestasi di sektor ini dapat menikmati pembebasan sewa tanah dan air, atau pengurangan hingga 50 persen di taman teknologi tinggi terpusat.

Selain itu, perusahaan yang berinvestasi di daerah yang secara sosial-ekonomi kurang maju juga dibebaskan dari biaya sewa tanah dan air selama masa sewa mereka.

Fokus pemerintah Vietnam pada transformasi digital menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan dan perkembangan industri chip semikonduktor. Pemerintah telah mengakui pentingnya industri ini dalam mencapai tujuan jangka panjangnya untuk menjadi ekonomi digital dan telah menerapkan berbagai kebijakan dan inisiatif untuk mencapai tujuan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
Tampilkan semua
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini