Tentara Ukraina Kumpulkan Mayat Tentara Rusia di Jalan Kematian

Bisnis.com,12 Sep 2023, 10:55 WIB
Penulis: Redaksi
Tentara Ukraina memasuki Desa Robotyne, wilayah Zaporizhzhia, Ukraina, dalam tangkapan layar yang diambil dari video selebaran yang dirilis pada 25 Agustus 2023. Handout melalui REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Mengenakan masker, tentara Ukraina menusukkan tongkat ke semak-semak di sepanjang “jalan kematian” di pedesaan yang sepi, mencari mayat tentara Rusia yang mereka harap dapat ditukar dengan rekan mereka, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati.

Dilansir dari Reuters, mereka menyebutnya sebagai "jalan kematian" setelah tentara Rusia dalam jumlah besar tewas di sana ketika pasukan Ukraina merebut kembali Desa Blahodatne pada awal Juni.

Tiga bulan kemudian, garis depan telah bergeser ke Selatan dan akhirnya cukup aman bagi tim tentara Ukraina yang terdiri dari tiga orang untuk memulai operasi mereka di bagian wilayah Donetsk yang telah dibebaskan ini.

“Kami akan melakukan pencarian,” kata Volodymyr, seorang marinir berusia 50 tahun, ketika tembakan artileri terdengar di kejauhan. “Cari dengan mata kita dan gunakan penciuman.”

Rute tersebut dipenuhi dengan kendaraan-kendaraan yang hancur dan bangunan-bangunan yang hancur. Pada satu titik, mereka menggunakan tali untuk menarik tubuh untuk memastikan tubuh tersebut tidak dijadikan jebakan oleh pasukan Rusia yang mundur.

"Inilah yang kami lakukan. Kami mengumpulkan jenazah mereka. Kami mengatur pertukaran untuk tahanan kami yang masih hidup dan untuk jenazah. Anak-anak kami," kata Vasylii, seorang sukarelawan berusia 53 tahun.

Rusia dan Ukraina secara rutin melakukan pertukaran tawanan perang dan jenazah tentara sejak Kremlin melancarkan invasi besar-besaran pada Februari 2022.

Kelompok tersebut menemukan sembilan mayat dalam pencarian sepanjang hari pada Jumat (8/9/2023). Masing-masing dimuat ke bagian belakang truk dan dibawa untuk pemeriksaan forensik.

Volodymyr mengatakan pasukan Rusia terpaksa mundur dengan cepat dari Blaodatne dan satu-satunya jalan keluar lainnya tidak dapat digunakan karena banyak ranjau.

"Mereka meninggalkan orang-orang yang terluka dan terbunuh dalam perjalanan dan melarikan diri ke Urozhaine. Namun, mereka juga tidak tinggal lama di Urozhaine, karena pertempuran sengit pun terjadi di negara itu, dan kemudian direbut pasukan Ukraina. (Nizar Fachri Rabbani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini