Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Sunarso menyebutkan kondisi likuiditas BRI tetap terjaga di tengah berbagai tantangan yang menimpa seperti situasi inflasi yang tinggi.
"Dalam situasi inflasi yang tinggi, bank sentral melakukan pengetatan likuiditas pasar, artinya likuiditas akan mengetat. Akan tetapi likuiditas kita masih terkelola dengan baik," kata Sunarso dalam Media Gathering pada Selasa (12/9/2023).
BRI sendiri mencatatkan rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga atau loan to deposit ratio (LDR) konsolidasi di level 87,26 persen per Juni 2023. Angkanya turun dibandingkan posisi Juni 2022 pada level 88,45 persen.
LDR menunjukkan kondisi atau tingkat likuiditas suatu bank. Semakin tinggi LDR bank, maka semakin ketat likuditasnya. Sebaliknya, semakin kecil LDR, maka semakin longgar likuiditas bank.
Sunarso mengungkapkan bahwa kondisi LDR BRI ada pada level aman, tetapi belum optimal. "Kalau ditanya likuiditas, saya jawab sangat aman. Tapi dari sisi optimal, saya bilang belum optimal. Karena apa? LDR yang optimal itu berkisar 90 persen hingga 92 persen," ujar Sunarso.
Maka, untuk meningkatkan rasio LDR, bank menurutnya perlu menggenjot penyaluran kredit. "Perlu didorong lagi untuk menyalurkan kredit hingga LDR di level 90 persen. Artinya enggak ada isu likuiditas, yang ada adalah bahwa kita perlu tumbuh dan menjaga kualitas," tutur Sunarso.
Adapun, BRI telah menyalurkan kredit dan pembiayaan senilai Rp1.202,13 triliun pada semester I/2023 dengan penopang utama berasal dari segmen mikro yang tumbuh 11,41 persen menjadi Rp577,94 triliun secara tahunan (year on year/yoy).
Capaian kredit BBRI membuat aset bank berplat merah ini pun terkerek naik 9,21 persen yoy menjadi Rp1.805,15 triliun dari yang sebelumnya Rp1.652,84 triliun.
Dari sisi pendanaan, sepanjang semester I/2023 BRI meraup dana pihak ketiga Rp1.245,12 triliun, naik 9,51 persen yoy.
Pada semester I/2023, BRI juga telah meraup laba konsolidasi senilai Rp29,56 triliun, naik 18,83 persen dibanding semester I/2022 Rp24,88 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel