Rencana Bisnis Adi Sarana (ASSA) Usai Dapat Kredit Jumbo Rp1,45 Triliun

Bisnis.com,13 Sep 2023, 17:39 WIB
Penulis: Rizqi Rajendra
Armada milik PT Adi Sarana Armada (ASSA) Tbk./Repro-assa.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten transportasi dan logistik milik konglomerat TP Rachmat, PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) membeberkan rencana perseroan setelah mendapatkan fasilitas kredit jumbo dari tiga bank besar dengan total nilai sebesar Rp1,45 triliun.

Teranyar, pada 8 September 2023, ASSA meraih fasilitas kredit dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) sebesar Rp750 miliar untuk pembelian unit kendaraan baru.

Sebelumnya, pada Agustus lalu, ASSA juga menandatangani perjanjian kredit dengan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan total sebesar Rp500 miliar. Pada bulan yang sama, ASSA juga telah menandatangani perjanjian kredit dengan Bank of China (Hong Kong) Limited cabang Jakarta untuk fasilitas pinjaman sebesar Rp200 miliar.

Direktur Utama ASSA, Prodjo Sunarjanto mengatakan, hingga semester I/2023 telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp665,6 miliar yang mayoritas berasal dari pinjaman bank.

"Dananya mayoritas digunakan untuk pembelian kurang lebih 5.000 unit kendaraan baru yang akan digunakan untuk bisnis rental kendaraan kepada korporasi [B2B]. Tahun ini ASSA menganggarkan capex sekitar Rp1,3 sampai Rp1,5 triliun," ujar Prodjo kepada Bisnis, Rabu, (13/9/2023).

Perseroan getol untuk membeli unit kendaraan sewa baru, lantaran bisnis rental ASSA konsisten mencatatkan pertumbuhan, seiring aktivitas berbagai perusahaan yang kembali normal. Dia bilang, banyak perusahaan yang memilih untuk sewa kendaraan dibanding membeli unit kendaraan baru, sehingga meningkatkan permintaan layanan ASSA.

"Di sisi lain, sektor pemerintah juga mencatatkan peningkatan permintaan kendaraan sewa pada perseroan. Sehingga ASSA mengalokasikan mayoritas dana capexnya untuk bisnis ini," jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, rencana ASSA ke depannya akan lebih berfokus pada end-to-end logistic provider, tidak hanya di segmen rantai pasok beku (cold chain) namun juga mengembangkan pasar business to business (B2B) melalui Cargoshare sebagai bagian mid-mile logistik perseroan.

"Sedangkan di cold chain logistic, saat ini perseroan masih sebagai investor minoritas terhadap perusahaan bernama Coldspace sehingga tidak terkonsolidasi. Coldspace sudah memiliki beberapa pelanggan korporasi yang cukup besar seperti Kedai Pangan, buah impor, dan sebagainya," jelasnya.

Selain itu, untuk segmen bisnis kurir ASSA melalui AnterAja perseroan tengah merombak segmen tersebut untuk menambah layanan antar-perusahaan (B2B) dari yang sebelumnya hanya melayani business to consumers (B2C).

"Tahun ini Anteraja lebih menargetkan kepada efisiensi produktivitas dan juga perbaikan profitabilitas. Perseroan melihat dengan meningkatnya aktivitas perusahaan-perusahaan pelanggan B2B berdampak positif terhadap permintaan logistik perseroan," pungkasnya.

Menilik kinerja keuangannya, ASSA membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp69,57 miliar pada semester I/2023, atau turun 39,38 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan semester I/2022 sebesar Rp114,78 miliar.

Pendapatan ASSA juga terpantau turun 24,65 persen yoy menjadi Rp2,38 triliun dibanding periode sama 2022 sebesar Rp3,17 triliun. Turunnya pendapatan ASSA sejalan dengan penurunan pendapatan dari segmen express delivery akibat dari normalisasi permintaan pengiriman parsel dari e-commerce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ibad Durrohman
Terkini