Data Inflasi AS Rilis Hari Ini, Ekonom Proyeksikan IHK Inti Agustus 2023 Makin Landai

Bisnis.com,13 Sep 2023, 13:13 WIB
Penulis: Jessica Gabriela Soehandoko
Ilustrasi seorang warga berbelanja di supermarket yang mendorong inflasi Amerika Serikat (AS)./ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Bloomberg memperkirakan indeks harga konsumen (IHK) bulanan Amerika Serikat (AS) yang dirilis pada Rabu malam ini (13/9/2023) menunjukan inflasi inti yang lemah dalam tiga bulan berturut-turut.

Ekonom Bloomberg Anna Wong dan Stuart Paul mengatakan bahwa IHK inti pada Agustus 2023, yang tidak termasuk makanan dan energi, diperkirakan naik sebesar 0,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).

Sedangkan, inflasi secara keseluruhan diperkirakan meningkat sebesar 0,6 persen. Keduanya juga menuturkan bahwa IHK Inti mungkin akan lebih penting bagi para pejabat The Fed. 

“Inflasi utama bulanan akan kuat, sementara inflasi inti tahunan akan tetap berada di dekat target inflasi The Fed sebesar 2 persen untuk bulan ketiga berturut-turut – rentang terpanjang dari pembacaan inti yang lemah sejak inflasi melonjak pada awal tahun 2021,” tulis Wong dan Paul, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (13/9/2023). 

Wong dan Paul juga berpikir bahwa para pengambil kebijakan akan melihat berita utama yang hangat, dan terhibur dengan pembacaan inflasi inti yang lembut. 

Melambatnya inflasi inti selama dua bulan terakhir telah meningkatkan harapan bahwa The Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga, setelah menetapkan kisaran suku bunga pada Juli 2023 sebesar 5,25-,5,50 persen. 

Kisaran suku bunga tersebut mencapai level tertinggi dalam 22 tahun. Pada saat ini, menurut kontrak berjangka, investor juga melihat ada kemungkinan suku bunga akan naik lagi pada 2023, sedikit di bawah 50 persen.  

Walaupun kini para pejabat The Fed, termasuk sang ketua Jerome Powell menyambut baik kemajuan dari laporan inflasi baru-baru ini, mereka juga menekankan perjuangan belum berakhir. Bahkan, mereka juga memperingatkan bahwa perlu kenaikan suku bunga kembali. 

Kemudian, meningkatnya harga minyak membuat prospek perekonomian menjadi lebih rumit. Hal tersebut menyebabkan harga bensin lebih tinggi dan meningkatkan kekhawatiran bahwa bank sentral akan melakukan pengetatan lebih lanjut. 

Wong dan Paul berpendapat bahwa kenaikan harga minyak mungkin membuat pasar bertaruh pada kenaikan suku bunga tambahan. Namun, menurut mereka kesimpulan ini salah. 

“Bukti pertumbuhan upah yang menurun dengan cepat dan perlambatan dalam perekrutan pekerja akan semakin meyakinkan para pejabat Fed yang skeptis bahwa suku bunga sudah cukup membatasi,” jelas mereka. 

Di lain sisi, berdasarkan Survei yang dilakukan Reuters terhadap para ekonom, diperkirakan bahwa IHK AS pada Agustus 2023 akan naik sebesar 0,6 persen, senada dengan proyeksi dari ekonom Bloomberg. 

Jika proyeksi IHK Agustus 2023 tersebut terealisasi, maka laju inflasi tahunan akan mencapai 3,6 persen, naik dari 3,2 persen sebelumnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini