Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mengantongi transaksi Rp24,46 triliun pada lelang perdana Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) pada Jumat (15/9/2023).
SRBI merupakan alat operasi moneter untuk mengelola likuiditas yang sekaligus mendukung pengembangan pasar uang dan stabilitas rupiah karena dapat ditransaksikan dan dimiliki oleh nonbank di pasar sekunder.
Berdasarkan data yang diterima Bisnis, ada tiga tenor SRBI yang ditawarkan oleh bank sentral pada lelang perdana Jumat (15/9/2023), yaitu 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan. Jumlah penawaran untuk SRBI tenor 6 bulan ditetapkan Rp8,08 triliun dengan tingkat penawaran 6,16-6,80 persen. Adapun, nominal transaksi yang berhasil dibukukan mencapai Rp6,78 triliun untuk SRBI tenor 6 bulan.
Kedua, jumlah penawaran SRBI tenor 9 bulan mencapai Rp3,40 triliun dengan tingkat penawaran 6,35-6,50 persen. Sementara nominal transaksi yang berhasil diraih untuk kategori ini mencapai Rp2,65 triliun.
Terakhi, untuk jumlah penawaran SRBI tenor 12 bulan ditetapkan Rp18,38 triliun dengan tingkat penawaran 6,35-6,60 persen. Adapun, nilai transaksi atau nominal yang berhasil diraih untuk SRBI dengan tenor terpanjang, yaitu Rp15,03 triliun.
BI mengatakan bahwa lelang SRBI akan dijadwalkan setiap hari Rabu dan Jumat atau dua kali seminggu. Di pasar primer, lelang hanya dapat dibeli oleh Bank Umum Konvensional yang berpartisipasi dalam Operasi Pasar Terbuka konvensional (secara langsung atau melalui lembaga perantara).
Selanjutnya, di pasar sekunder, SRBI dapat dimiliki oleh nonbank dengan nominal transaksi minimal Rp1 miliar. SRBI juga diperuntukkan bagi penggunaan di dalam negeri dan dapat dipindahtangankan kepada pelaku pasar nonresiden atau pelaku penanaman modal asing.
Chieft Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan total transaksi yang dimenangkan dalam lelang SRBI perdana tercatat sebesar Rp24,46 triliun. Adapun, peminat tertinggi terlihat pada SRBI dengan tenor 6 bulan sebesar 61,4 persen dari total SRBI yang dimenangkan.
"Dengan diterbitkannya SRBI ini, diharapkan aliran dana asing dalam bentuk investasi portofolio dapat masuk ke pasar, sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap stabilitas nilai tukar rupiah. SRBI, yang juga diterbitkan untuk mengoptimalkan aset SBN yang dimiliki BI ini, juga diharapkan dapat memperkuat upaya pendalaman dan pengembangan pasar uang," ujar Andry, Jumat (15/9/2023).
Sebelumnya, Kepala Departemen Pendalaman Pasar Keuangan BI Dony Hutabarat menyampaikan alasan bank sentral menerbitkan SRBI. Pasalnya, saat ini terdapat instrumen yang terus menurun dalam pasar uang RI, terutama negotiable certificate of deposit (NDC).
“Oleh karena itu, BI melihat bahwa kita harus membuat sebuah instrumen yang bisa diperdagangkan di pasar yang bisa menjadi solusi dari pengelolaan likuiditas antar pelaku pasar, bahkan bisa dipindahtangankan antarpelaku pasar domestik dan asing,” ujarnya dalam Taklimat Media, Senin (28/8/2023).
Alhasil, dengan SRBI yang dapat diperdagangkan dengan asing akan membantu modal asing masuk atau inflow valas ke Indonesia. Dia berharap SRBI akan menjadi instrumen untuk menjaga stabilitas rupiah.
Hasil Lelang Perdana Sekuritas Rupiah Bank Indonesia SRBI, Jumat (15/9)
Hasil Lelang Perdana Sekuritas Rupiah Bank Indonesia SRBI | |||
---|---|---|---|
Tenor | Jumlah Penawaran | Tingkat Penawaran | Nominal Transaksi |
6 Bulan | Rp8,08 Triliun | 6,16-6,80 Persen | Rp6,78 Triliun |
9 Bulan | Rp3,40 Triliun | 6,35-6,50 Persen | Rp2,65 Triliun |
12 Bulan | Rp18,38 Triliun | 6,35-6,60 Persen | Rp15,03 Triliun |
Total | Rp29,68 Triliun | Rp24,46 Triliun |
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel