Bisnis.com, JAKARTA — Emiten leasing PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) atau BFI Finance menyebut transisi pembiayaan kendaraan konvensional ke kendaraan listrik membutuhkan waktu yang cukup lama di Indonesia.
Pasalnya, pembiayaan kendaraan bekas seperti mobil bekas masih mendominasi di industri leasing. Bahkan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat piutang pembiayaan kendaraan bermotor roda empat bekas naik 28,68 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp71,54 triliun pada Juli 2023.
Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono mengatakan bahwa ekosistem mobil bekas di Indonesia masih terlalu kuat karena masih adanya nilai jual meski sudah berumur belasan tahun.
“Shifting untuk [kendaraan] listrik di Indonesia akan lebih lama karena ekosistem mobil bekasnya terlalu kuat, akan lebih berat,” kata Sudjono dalam media gathering di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
Selain itu, Sudjono menyebut daya tahan baterai, pengganti baterai, serta penjualan mobil kendaraan listrik bekas juga belum teruji, sehingga menjadi tantangan dalam memberikan pembiayaan kendaraan listrik.
“Kalau hari ini kan di Indonesia, kita beli mobil baru, kita bisa jual 80 persen dari harga beli. Sementara EV [electric vehicle] kan enggak mungkin, dan itu belum teruji, siapa yang mau beli EV bekas? Itu belum teruji,” lanjutnya.
Belum lagi garansi kendaraan listrik seperti terjebak macet hingga banjir yang juga belum teruji. Sederet permasalahan ini dinilai BFIN sulit untuk menakar prospek bisnis pembiayaan kendaraan listrik di Indonesia.
“Kebanyakan hari ini yang kredit [kendaran listrik] itu karena orangnya memang mampu dan mereka sudah punya mobil kedua dan ketiga,” pungkas Sudjono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel