Kucuran Kredit Infrastruktur Bank Mandiri (BMRI) Tembus Rp267,92 Triliun

Bisnis.com,18 Sep 2023, 15:52 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Gedung kantor pusat Bank Mandiri. /Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) telah menyalurkan kredit infrastruktur sebesar Rp267,92 triliun per Juni 2023, tumbuh 7,96 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan posisi Juni 2022 sebesar Rp248,17 triliun. 

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati mengatakan pembiayaan infrastruktur perseroan disalurkan ke berbagai sub sektor seperti jalan, transportasi, migas dan energi terbarukan, tenaga listrik, telematika, perumahan rakyat dan fasilitas kota, hingga konstruksi. Kredit juga dikucurkan termasuk untuk pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan, dan jalur kereta api.

Secara rinci, emiten bank berkode BMRI itu paling banyak menyalurkan kredit infrastruktur untuk sub sektor transportasi yang mencapai Rp68,81 triliun, melonjak 14,85 persen yoy. Lalu, tenaga listrik Rp48,49 triliun, naik 14,33 persen yoy.

Kemudian, Bank Mandiri banyak menyalurkan kredit bagi pembangunan jalan yang nilainya mencapai Rp47,01 triliun, tumbuh 12,54 persen yoy. Selain itu, sektor telematika naik 8,53 persen yoy menjadi Rp30,61 triliun di paruh pertama 2023. 

Susana Indah mengatakan penyaluran kredit infrastruktur di Bank Mandiri sesuai dengan klasifikasi dalam Peraturan Presiden (Perpers) 38 Tahun 2015.

Upaya penyaluran kredit infrastruktur di Bank Mandiri juga selaras dengan langkah Pemerintah RI untuk mencapai visi Indonesia 2045 yang salah satunya difokuskan untuk memenuhi prasarana dasar, mendorong konektivitas dan pemerataan antar wilayah.

“Ini merupakan kiprah Bank Mandiri dalam 25 tahun terakhir untuk terus konsisten menjadi salah satu pendukung penguatan infrastruktur tanah air di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara [APBN],” ujar Susana Indah dalam keterangan tertulis pada Senin (18/9/2023).

Dia juga menilai peluang sektor infrastruktur akan terus meningkat ke depannya. Hal ini didasarkan pada riset tim Bank Mandiri, di mana belanja infrastruktur meningkat pada RAPBN 2024 sebesar Rp422,7 triliun atau naik 5,8 persen dari outlook APBN 2023 yang sebesar Rp399,6 triliun. 

Sementara, arah kebijakan infrastruktur 2024 akan difokuskan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan Ibu Kota Negara (IKN) serta mendukung sentra pertumbuhan baru. 

Hal tersebut menurutnya menjadi bukti bahwa pembangunan infrastruktur masih dibutuhkan sebagai salah satu mesin pencetak perekonomian yang berkelanjutan ke depannya.

“Oleh sebab itu, bank Mandiri akan konsisten mendukung pembiayaan infrastruktur dari hulu ke hilir dengan expertise yang relatif komplit dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian," ujar Susana Indah. 

Sementara, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro juga menjelaskan bahwa sektor infrastruktur memiliki andil yang cukup besar. “Proyek infrastruktur memiliki multiplier effect yang besar dalam perekonomian termasuk penciptaan kesempatan kerja,” ujar Andry. 

Dalam hasil riset Tim Ekonom Bank Mandiri, dampak ekonomi proyek infrastruktur yang diprioritaskan pemerintah seperti pembangunan jalan tol, light rail transit (LRT) Jabodetabek, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, pembangunan Bandara Bali Utara, Kawasaran Pariwisata dan Industri dengan total nilai proyek Rp430 triliun berpotensi meningkatkan produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp690,5 triliun. 

Selain itu, terdapat potensi penyerapan 2,4 juta tenaga kerja baru dari pembangunan berbagai proyek infrastruktur. Lalu, secara jangka menengah dan panjang, pembangunan infrastruktur bisa berdampak positif bagi industri turunannya seperti pengadaan listrik dan gas, penyediaan akomodasi makan minum, transportasi, pergudangan, hingga industri pengolahan serta properti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini