MSIG Life Catat Kontribusi Produk Tradisional Melaju

Bisnis.com,19 Sep 2023, 22:13 WIB
Penulis: Pernita Hestin Untari
Logo PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk. (Sinarmas MSIG Life)/Google

Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk. (LIFE) mencatatkan kinerja produk tradisional lebih baik dibandingkan Produk yang Dikaitkan dengan Invetasi (PAYDI) atau unit-linked pada semester I/2023. 

Director & Chief Operating & IT Officer Sinarmas MSIG Life Andrew Bain menyebutkan premi bruto (GWP) perusahaan mencapai Rp1,2 triliun per Juni 2023. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp648 miliar berasal dari premi produk tradisional, sementara unit-linked hanya mencapai Rp552 miliar. 

Sementara itu, sepanjang 2021 produk unit-linked perusahaan mendominasi jumlah premi yakni 70 persen. 

“Ada pergeseran di mana pada Semeter I/2023 pendapatan premi didominasi oleh produk tradisional yakni 54 persen dari portofolio setelah sebelumnya masih didominasi produk PAYDI sebesar 75 persen pada 2021,” kata Andrew di Jakarta, Selasa (19/9/2023). 

Sebagai perbandingan, pada 2021 GWP perusahaan mencapai Rp3,6 triliun. Dari jumlah ini produk unit-linked menyumbang Rp2,7 triliun dan tradisional Rp900 miliar. Sedangkan pada 2022, produk unit-linked juga masih mendominasi GWP yakni Rp1,74 triliun dari total Rp2,6 trillun. 

Sementara premi tradisionalnya mencapai Rp860 miliar. Andrew mengatakan bahwa banyaknya kontribusi premi dari produk tradisional sejalan dengan bisnis  perusahaan. MSIG Life telah mengalihkan fokus penjualan dan pengembangan produk baru ke arah produk tradisional yang menyediakan proteksi. 

Namun tetap menyediakan produk yang berbasis invetasi atau PAYDI setelah disesuaikan dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang baru.

Dia mengatakan pihaknya mengalihkan fokus tersebut lantaran kebutuhan akan proteksi asuransi semakin meningkat setelah pandemi Covid-19. Banyak masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya asuransi.

“Sehingga terjadi peningkatan kebutuhan pasar [akan asuransi],” katanya. 

Di sisi lain, Direktur Utama Sinarmas MSIG Life Wianto Chen mengatakan bahwa tantangan utama industri asuransi salah satunya adanya penyesuaian terkait aturan baru salah satunya Surat Edaran OJK Nomor 5/SEOJK.05/2022 (SEOJK PAYDI). 

Perusahaan asuransi harus menyesuaikan produk unit link mereka dengan aturan tersebut yang efektif pada Maret silam. Selain itu, tantangan lainnya adalah ketidakpastian ekonomi global dan nasional. Serta masih rendahnya literasi keuangan masyarakat dan perang harga di industri. 

Wianto mengatakan perusahaan pun menerapkan beberapa strategi untuk menjaga kinerja antara lain diversifikasi lini usaha, meningkatkan kanal distribusi, menerapkan manajemen risiko, dan digitalisasi yang berkelanjutan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini