Bisnis.com, JAKARTA - Bank-bank kecil atau kelompok bank dengan modal inti (KBMI) I tak mau kalah saing, berupaya mendulang dana murah (current account savings account/CASA) di tengah tren suku bunga acuan yang tinggi.
Salah satu bank yang masuk dalam KBMI I adalah PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC). Direktur Bisnis J Trust Bank Widjaja Hendra mengatakan perseroan tahun ini berupaya mendongkrak dana murah. Di antara strategi yang dijalankan adalah dengan menyediakan produk dan layanan keuangan yang memiliki nilai tambah, inovatif, serta berkualitas bagi nasabah.
“Kita mulai meningkatkan komponen funding yang lebih beroritensasi pada dana murah alias CASA. Kita ingin menjadi bank transaksi dengan digital solution yang lebih baik. Misal ke segmen korporasi itu, kita mengarah ke payroll karyawan,” ujarnya dalam paparan publik pada beberapa waktu lalu.
Bank JTtrust telah meraup dana murah Rp3,96 triliun pada semester I/2023. Porsi dana murah di Bank JTrust tergolong masih kecil, yakni 13,54 persen terhadap DPK yang mencapai Rp29,23 triliun pada Juni 2023. Emiten bank berkode BCIC ini sendiri menargetkan rasio dana murah terhadap DPK mencapai 15 persen pada tahun ini.
Begitu juga dengan PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP). Presiden Direktur MNC Bank Rita Montagna mengatakan pihaknya memang terus berfokus dalam memacu dana murah saat ini. Salah satunya, dengan melakukan pembaruan terhadap program promo simpanan di Bank MNC.
"Sebut saja program Tabungan Dahsyat Bundling, Tabungan Dahsyat Berhadiah, hingga program referral," ujarnya beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, bank milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo ini menjadikan aplikasi layanan perbankan digital sebagai salah satu strategi guna meningkatkan dana murah.
Menurut Rita, layanan digital di Bank MNC yakni MotionBank dapat memberikan pengalaman perbankan serta dilengkapi dengan fitur-fitur transaksi terkini hingga berbagai promo menarik. Pada layanan digital itu, BABP juga memperluas ekosistem dengan menggandeng sejumlah mitra-mitra seperti BP Jamsostek, Taspen hingga Indomaret
Bank MNC sendiri telah meraup dana murah Rp3,14 triliun pada semester I/2023. Porsinya terhadap DPK mencapai 25,5 persen.
PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) juga turut bersaing meraup dana murah tahun ini. Direktur Kepatuhan Bank Oke Efdinal Alamsyah mengatakan dalam menjaga likuiditas di tengah tren suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang tinggi, Bank Oke akan lebih fokus kepada pertumbuhan dana murah.
"Kami akan memperkenalkan beberapa produk yang diharapkan akan menarik bagi nasabah retail, setelah itu tentu saja deposito tetap harus tumbuh dan diharapkan tidak menjadi sumber likuditas utama dari bank," ungkap Efdinal.
Emiten bank berkode DNAR ini telah meraup DPK sebesar Rp5,96 triliun pada semester I/2023, naik 19,91 persen secara tahunan (year on year/yoy). Bank juga telah meraup dana murah sebesar Rp928,38 miliar pada kuartal II/2023 dengan porsi 15,58 persen terhadap DPK.
Selain itu, PT Bank Neo Commerce Tbk. (BYBB) atau BNC turut mendongkrak porsi dana murahnya tahun ini. Pjs Direktur Utama Bank Neo Commerce Aditya Windarwo mengatakan dalam upaya memacu CASA, BNC terus melakukan edukasi dan promosi terkait produk-produk unggulan, di antaranya produk tabungan Neo NOW.
Lebih lanjut, BNC turut menawarkan cash management dan payroll untuk nasabah korporasi. BNC juga mengembangkan fitur-fitur pembayaran dan transaksi.
“Mulai dari QRIS, VA Payment, dan Payment Point Online Bank (PPOB), sehingga dengan hal ini, pada akhirnya makin menarik minat masyarakat untuk melakukan transaksi secara rutin dan berkala,” ujar Aditya.
BNC mencatatkan pertumbuhan dana murah sebesar 20,7 persen yoy dari yang sebelumnya Rp3,15 triliun menjadi Rp3,79 triliun pada semester I/2023. Porsi dana murah di emiten bank berkode BBYB itu mencapai 24,9 persen terhadap DPK.
Sebelumnya, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan porsi dana murah ini bisa menjadi senjata ampuh bagi bank untuk mengatasi dampak tren suku bunga acuan BI yang tinggi.
Sejak kenaikan suku bunga acuan BI pada pertengahan tahun lalu hingga awal tahun ini sebesar 225 basis poin (bps), bank-bank pun bersaing meraup dana murah.
"Perbanyak dana murah agar tidak keluar biaya dana yang besar. Strategi untuk memperbanyak dana murah bisa macam-macam, seperti dengan berbagai penawaran promo menarik atau program bundling," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel