Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) mencatatkan kinerja saham yang moncer di tengah persetujuan aksi korporasi pemecahan nilai saham atau stock splitdengan rasio sebesar 1:2.
Berdasarkan data RTI Business, harga saham BBNI naik 1,07 persen pada penutupan perdagangan Selasa (19/9/2023) dan terparkir di level Rp9.450 per lembar.
Harga saham BBNI juga naik 1,61 persen dalam sepekan. Kemudian, sepanjang tahun berjalan atau secara year to date (ytd), harga saham BBNI naik 2,44 persen.
Moncernya harga saham BBNI ini terjadi di tengah keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BNI yang telah menyetujui stock split dengan rasio sebesar 1:2.
Dengan keputusan tersebut, nilai nominal per saham Seri A Dwiwarna dan Seri B BBNI berubah dari sebesar Rp7.500 menjadi Rp3.750. Sebanyak 1 saham Seri A Dwiwarna tetap dipertahankan sebagai saham Seri A Dwiwarna milik Negara Republik Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp3.750.
Kemudian, 1 saham Seri A Dwiwarna menjadi 1 saham Seri B milik Negara Republik Indonesia, dengan nominal sebesar Rp3.750 per saham. Sementara nilai nominal per Saham Seri C dari Rp375 menjadi Rp187,5.
Dalam keputusan pemegang saham BNI, stock split ditetapkan dalama rasio 1:2. Artinya, setiapa pemegang 1 lembar saham BNI akan mendapatkan 2 lembar saham hasil pemecahan dengan nominal tercantum saat ini.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan stock split dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan minat investor ritel berinvestasi pada saham emiten bank berkode BBNI itu. Royke mengatakan BNI mengharapkan peningkatan tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) ke depan menjadi 18 persen pada 2025.
Dia juga mengatakan berdasarkan proyeksi analis, kapitalisasi pasar (market cap) BBNI akan meningkat menjadi Rp212,5 triliun, naik 20 persen dibandingkan market cap saat ini Rp176 triliun. "Dari outlook ini perseroan menargetkan langkah positif, demand saham basis investor luas, perdagangan saham di bursa efek lebih aktif, saham BBNI diapresiasi investor, kinerja keuangan juga meningkat," ujar Royke dalam konferensi pers RUPSLB BNI pada Selasa (19/9/2023).
Sebelumnya, Senior Investment Information Mirae Asset M. Nafan Aji Gusta Utama mengatakan secara umum, tujuan stock split yang dilakukan oleh emiten di bursa adalah meningkatkan likuiditas. Kemudian, harga saham pun akan terdampak positif.
"Kinerja market cap dari pergerakan harga saham itu kemudian terdorong. Stock split juga turut meningkatkan minat para pelaku investor ritel dalam berinvestasi di saham BBNI," katanya kepada Bisnis pada Senin (18/9/2023).
Sementara, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan aksi korporasi seperti stock split memang memberikan sentimen positif bagi kinerja saham bank. Di samping itu, secara fundamental, bank-bank seperti BBNI pun berkinerja baik.
"Prospek dari saham-saham perbankan masih cukup positif setidaknya hingga akhir tahun ini, seiring dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi domestik, tren inflasi yang terus melandai sehingga menopang daya beli, dan juga efek tahun politik yang bisa mendongkrak belanja masyarakat," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel