Bisnis.com, JAKARTA - Perbankan di Indonesia mencatatkan peningkatan pendapatan berbasis nonbunga (fee based income) yang signifikan di tengah tren tingginya suku bunga. Peningkatan fee based income juga didorong oleh layanan digital yang kian masif dikembangkan.
Berdasarkan data dari Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis OJK baru-baru ini, pendapatan operasional selain bunga dan bagi hasil bank, termasuk fee based income pada Juni 2023 telah mencapai Rp275,99 triliun, tumbuh 18,21 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Pendapatan nonbunga termasuk fee based income ini pun setidaknya berkontribusi pada pertumbuhan laba bank. Tercatat, bank umum di Indonesia mencatatkan laba bersih pada Juni 2023 sebesar Rp119,97 triliun, naik 23,42 persen yoy.
Sejumlah bank juga mencatatkan peningkatan fee based income mereka pada paruh pertama 2023. PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Sementara (BRIS) misalnya mencatatkan fee based income Rp799,92 miliar pada Juni 2023, naik dari posisi Juni 2022 sebesar Rp769,98 miliar.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan bank memang tahun ini berupaya memaksimalkan pendapatan dari fee based income. "Diharapkan share ini [fee based income] makin hari ke depan makin tinggi mengimbangi penerimaan dari sisi margin," ujarnya dalam paparan kinerja BSI pada beberapa waktu lalu.
Upaya mendongkrak fee based income dilakukan melalui sejumlah cara. BSI misalnya mengandalkan transaksi mobile banking yang menyumbang porsi besar bagi pertumbuhan fee based income. BSI juga menggenjot transaksi emas dan produk treasury.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) juga mencatatkan pertumbuhan fee based income 9,18 persen yoy menjadi Rp10,22 triliun pada semester I/2023.
"Proporsi fee based income yang tumbuh konsisten dan semakin solidnya kinerja perusahaan anak yang tergabung terus meningkatkan kontribusi ke BBRI,” ujarnya dalam paparan kinerja pada beberapa waktu lalu.
PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) bahkan mencatatkan peningkatan fee based income pesat, 49,16 persen yoy menjadi Rp1,79 triliun pada semester I/2023.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengungkapkan pertumbuhan fee based income bank ditopang oleh bisnis bancassurance dan treasury. "Digital banking lewat OctoMobile juga amat berperan secara tidak langsung karena menjadi enabler untuk tabungan dan transaksi berbasis tabungan," katanya kepada Bisnis pada bulan lalu (4/8/2023).
Selain itu, PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (BNII) pun mencatatkan kinerja moncer fee based income mereka pada semester I/2023. Emiten bank berkode BNII itu meraup fee based income Rp1,10 triliun, tumbuh 25,6 persen yoy.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria mengatakan fee based income BNII ditopang oleh transaksi global market yang melonjak sebesar 239,3 persen menjadi Rp182 miliar.
Kinerja transaksi pasar global juga didukung pergerakan suku bunga yang stabil dan prospek pasar yang positif serta kinerja layanan valuta asing yang terus membaik. "Pada semester I/2023 kami juga membukukan pendapatan yang lebih baik pada bisnis treasury seiring dengan kondisi pasar yang terus bergerak stabil sejak awal tahun," ujar Taswin.
Sebelumnya, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan industri perbankan saat ini memang sedang dalam masa switching, tidak melulu mengandalkan portofolio kredit atau margin dalam mendulang penghasilan, tapi mengandalkan pendapatan nonbunga, seperti fee based income.
"Mereka sudah mulai mencari peluang lain atau instrumen investasi dan kemudian menjual produk yang variatif," ujarnya.
Tren ini didorong oleh digitalisasi pesat selama masa pandemi Covid-19. Pesatnya transaksi digital banking membuat bank mampu meraup cuan dari fee based income.
Pendapatan non bunga, termasuk fee based income juga menjadi pendapatan alternatif yang bisa dimanfaatkan oleh bank di tengah tren tingginya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
BI sendiri telah menaikan suku bunga acuannya secara berturut-turut sejak Agustus 2022 hingga awal tahun ini sebesar 225 basis poin (bps). BI kemudian menahan laju suku bunga acuannya delapan bulan beruntun di level 5,75 persen sejak Januari 2023.
Sementara itu, dalam mendongkrak fee based income, ada sejumlah strategi yang bisa dilakukan bank. "Lakukan inovasi, variasi produk, servis, kemudahan-kemudahan dan kecepatan dalam transaksi. Basisnya mirip dengan fintech [financial technology]. Begitu ekosistem terbangun, fee based income akan terbangun," ujar Amin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel