Bisnis.com, JAKARTA — Dompet digital OVO melaporkan mampu menjangkau 1,5 juta merchant QRIS di bawah konglomerasi Grab. Awalnya, OVO dibangun oleh Grup Lippo hingga Tokopedia, meski demikian saat ini sebagian besar saham perusahaan dimiliki oleh Grab setelah dua investor utama yang disebutkan di awal melepas kepemilikannya.
OVO mencatat jumlah mitra merchant QRIS ini tersebar di 600 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Dalam kurun waktu setahun terakhir, lebih dari 500.000 UMKM baru telah bergabung di ekosistem OVO dan Grab, dan membuka hampir 1 juta lapangan pekerjaan baru.
Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra mengatakan pihaknya mendukung target pemerintah dalam mencapai target 45 juta pengguna QRIS pada 2023. OVO juga akan terus memperluas jangkauan dan berinovasi dalam menghadirkan layanan yang mudah dan serba bisa dalam segala kebutuhan finansial dan transaksi digital.
“OVO berkomitmen untuk memperluas aksesibilitas masyarakat terhadap layanan pembayaran digital yang mudah, serba bisa, dan aman melalui inovasi teknologi dan kolaborasi, termasuk implementasi layanan QRIS di aplikasi OVO,” kata Karaniya kepada Bisnis, Minggu (24/9/2023).
Adapun beberapa inovasi yang telah diluncurkan untuk mendukung digitalisasi, antara lain layanan QRIS Customer Presented Mode (CPM), yang merulakan sistem pembayaran berbasis teknologi QR yang diyakini mampu memudahkan dan mempercepat pengguna dalam melakukan transaksi non tunai.
Selain itu, OVO mendukung pembayaran penerimaan negara langsung di aplikasi OVO, mulai dari bayar tilang, SIM, STNK, pajak, KUA, bea cukai, SBN ritel melalui Bareksa, hingga paspor. OVO juga berkolaborasi dengan lebih dari 18.000 gerai Alfamart di seluruh Indonesia.
“OVO juga berkolaborasi dengan partner layanan antar logistik, di mana konsumen dapat melakukan pembayaran non-tunai QOD [QRIS on Delivery],” kata Karaniya.
Selain itu, Karanita mengatakan pihaknya juga berkolaborasi dengan beragam mitra, mulai dari Mitra Bukalapak, Faspay, Agen Mandiri, PT Pos Indonesia, Indomaret, Lotte Mart, Grab Merchant hingga BCA untuk menghadirkan layanan top-up yang dapat diakses melalui channel offline dan online.
“Tujuannya, agar masyarakat yang memiliki akses internet terbatas, serta pihak-pihak yang belum memiliki akses ke bank [underbanked atau unbanked] dapat tetap memiliki akses untuk melakukan transaksi digital,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel