Pengkritik Pemerintahan Rusia Diasingkan di Sel Isolasi Siberia

Bisnis.com,25 Sep 2023, 07:33 WIB
Penulis: Rendi Mahendra
Ilustrasi penjara./Dok. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Politisi oposisi Rusia Vladimir Kara-Murza dijatuhi hukuman dipenjara selama 25 tahun atas tuduhan pengkhianatan dan mengecam serangan Moskow di Ukraina, telah tiba untuk menjalani hukumannya di penjara Siberia dengan keamanan maksimum.

Kara-Murza  merupakan warga negara ganda Rusia-Inggris – dijatuhi hukuman yang belum pernah terjadi sebelumnya pada bulan April, dan para pemimpin dan pendukung internasional menyerukan pembebasannya.

“Vladimir Kara-Murza telah dibawa ke koloni penjara dengan keamanan maksimum Omsk IK-6 untuk menjalani hukumannya. Dia langsung ditempatkan di sel,” kata pengacaranya Vadim Prokhorov di Facebook.

Omsk terletak sekitar 2.700 kilometer sebelah timur Moskow. Sistem pemasyarakatan Rusia seringkali membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk membawa tahanan ke penjar  yang letaknya jauh, dan keberadaan tahanan yang transit seringkali tidak diketahui dan singgah di berbagai penjara di sepanjang perjalanan.

“Seluruh perjalanan dari Moskow ke Omsk pada abad ke-21 memakan waktu tidak kurang dari tiga minggu,” kata Prokhorov, seraya mengatakan bahwa dia ditahan selama “beberapa hari” di sel isolasi di pusat kota Samara.

Prokhorov mengatakan menempatkan pria berusia 42 tahun itu di sel seperti itu akan membahayakan kesehatannya yang rapuh.

Pengacara Kara-Murza dan keluarga mengatakan dia menderita kondisi saraf yang disebut polineuropati karena dua upaya keracunan.

Kara-Murza dinyatakan bersalah karena menyebarkan "informasi palsu" tentang tentara Rusia dan memiliki hubungan dengan "organisasi yang tidak diinginkan" dalam persidangan tertutup di Spring.

Hukumannya merupakan yang terlama terhadap tokoh oposisi Rusia dalam beberapa tahun terakhir.

Dia telah lama berkampanye agar negara-negara Barat menjatuhkan sanksi terhadap pejabat Rusia.

Moskow telah melancarkan tindakan keras yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap perbedaan pendapat ketika pasukannya berperang di Ukraina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rendi Mahendra
Terkini