Bisnis.com, JAKARTA - Unit usaha syariah (UUS) dari PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) terus memacu portofolio kinerja bank syariah. Teranyar, pihaknya menawarkan layanan Maybank Shariah Wealth Management.
Presiden Direktur Maybank Taswin Zakaria mengatakan peluncuran layanan ini menjadi salah satu strategi mengembangkan porsi syariah di Indonesia, di mana bank syariah Tanah Air harus keluar dari small banking trap.
“Kita menilai persaingan syariah antar bank syariah tidak begitu ketat, apalagi soal solusi yang ditawarkan baik produk atau program. Padahal potensi pasar muslim sangat besar, yang tidak bisa ditawarkan bank konvensional. Sehingga ini jadi peluang kami meningkatkan value added nasabah kami,” ujarnya dalam Konferensi Pers Sharia Wealth Management, Senin (25/9/2023).
Sebagai informasi, Maybank Shariah Wealth Management dinilai bisa menjadi solusi pengelolaan kekayaan bagi nasabah Privilege dan Premier yang peduli dengan keseimbangan keuangan dan keberkahan spiritual serta memberikan manfaat yang optimal berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
Pada kesempatan yang sama pula, Head Shariah Banking Maybank Indonesia Romy Buchari menuturkan pihaknya optimis dapat meraup peluang besar yang besar dalam pasar wealth management di Indonesia.
“Kalau bicara market wealth management, misal kita ambil skenario, di mana populasi Indonesia yang mencapai 200 juta orang. Bahkan dengan hanya lima persen dari jumlah tersebut, maka ada sekitar 10 juta orang yang merupakan potensi nasabah privilege dan premier,” ujarnya.
Romy juga mengatakan bahwa meskipun konsep wealth management mungkin sudah dikenal, akan tetapi pengelolaan kekayaan dengan prinsip syariah adalah konsep yang masih cukup baru. Sehingga ini bisa menjadi solusi keuangan yang memenuhi standar syariah kepada nasabah potensial.
Adapun, saat ini Maybank Shariah Wealth Management ini mengusung 5 (lima) pilar pengelolaan kekayaan, pertama adalah wealth creation yang memberikan solusi atas kebutuhan keuangan keluarga.
Kedua, wealth accumulation yang dapat mengoptimalkan investasi berdasarkan prinsip syariah dan ketiga adalah wealth preservation yang produknya dapat melindungi nasabah dari risiko serta sebagai perlindungan aset nasabah.
Presiden Direktur Maybank Taswin Zakaria pun mengenalkan dua pilar terakhir yang menjadi key differentiator perbankan, yaitu wealth purification dan wealth distribution.
“Jika produk yang lain bisa dilakukan oleh yang non muslim. Akan tetapi, wealth purification ini sifatnya memulihkan harta, maka ini akan fokus segmen muslim. Antusiasme akan produk ini sangat besar ya, karena selama ini banyak keinginan nasabah muslim atau kepentingan masyarakat muslim belum terjawab pada produk konvensional,” ujarnya.
Lebih lanjut, untuk wealth distribution, Taswin menyebut UUS Maybank bakal memfokuskan harta yang sudah diperoleh oleh nasabah bisa dibagikan dalam bentuk zakat hingga ke warisan. “Jadi ini bisa bermanfaat sampai ke generasi selanjutnya,” ungkapnya.
Tercatat, dalam hal intermediasi, UUS Maybank telah menyalurkan total pembiayaan sebesar Rp26,51 triliun pada Juni 2023, tumbuh 1,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp26,044 triliun
Total aset UUS Maybank pun ikut terkerek naik sebesar 5,23 persen seesar Rp43,29 triliun pada semester I/2023 dibanding raihan aset sebelumnya Rp41,14 triluun. Aset Maybank itu telah berkontribusi terhadap 28,16 persen dari total aset bank only milik Maybank.
Taswin pun menyebut upaya ini merupakan bentuk dukungan Maybank Indonesia dalam mendukung Roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia 2022-2025 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), untuk membentuk perbankan syariah yang resilient, berdaya saing tinggi dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian dan pembangunan nasional.
Berdasarkan laporan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) OJK, dari sisi nilai total aset perbankan syariah sampai dengan Juni 2023 sebesar Rp801,68 triliun, naik dibandingkan dengan posisi Juni 2022 sebesar Rp703,55 triliun.
Jika diukur secara persentase, pertumbuhan aset perbankan syariah pada Juni 2023 tercatat tumbuh 7,63 persen tumbuh tipis dari yang sebelumnya 7,14 persen pada Juni 2022 dari total industri perbankan. Sementara, secara bulanan pertumbuhan aset bank syariah pun terlihat stagnan.
Terbukti, pada 7,35 persen pada Januari, lalu bergerak 7,4 persen pada Februari, dilanjutkan menjadi 7,6 persen pada Maret, kemudian 7,58 persen pada April, hingga besaran aset syariah menyentuh 7,59 persen pada Mei 2023.
Bahkan, jika ditarik sejak 2020, pangsa pasar syariah hanya menyentuh 6,76 persen, disusul pada 2021 menjadi tujuh persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel