Bisnis.com, JAKARTA — Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mencatat skrining riwayat kesehatan (primary prevention) telah mencapai 23,91 juta peserta sampai dengan 23 September 2023.
Perlu diketahui, skrining riwayat kesehatan ini berupa pengisian oleh peserta dan/atau dokter Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) satu kali dalam satu tahun untuk mengetahui potensi risiko penyakit peserta.
Peserta berisiko dan terdiagnosa akan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai tata laksana oleh dokter di FKTP dan dapat dirujuk sesuai indikasi medis.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan bahwa dari skrining riwayat kesehatan sampai dengan September 2023 itu didapatkan delapan persen peserta berisiko hipertensi.
“Dan menarik, kurang lebih 34 persen penduduk Indonesia itu hipertensi. Lucunya mereka pada enggak tau kena hipertensi, karena diperiksa saja tidak,” kata Ghufron dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IX dengan Kementerian Kesehatan di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Selasa (26/9/2023).
Selain delapan persen peserta skrining berisiko hipertensi, Ghufron menyampaikan juga terdapat tiga persen berisiko penyakit jantung koroner, satu persen berisiko berisiko diabetes melitus, dan 1,2 persen berisiko ginjal kronik.
Selanjutnya, dari tindak lanjut skrining oleh FKTP didapatkan peserta dengan kondisi skrining hipertensi diperoleh hasil 13 persen merupakan hipertensi, 56 persen kategori normal, dan 31 persen kriteria optimal.
Sementara itu, tindak lanjut skrining oleh FKTP dengan kondisi diabetes melitus diperoleh sebanyak 13 persen masuk ke kriteria diabetes, 25 persen masuk ke kriteria prediabetes, dan 62 persen kondisi normal.
Selain itu, BPJS Kesehatan juga melakukan pemeriksaan skrining kanker serviks dan ditemukan dua persen IVA positif dan tiga persen papsmear positif. Kemudian, skrining kanker payudara ditemukan satu persen benjolan dan 99 persen normal.
Kemudian, peserta yang terdiagnosa diabetes melitus dan hipertensi diedukasi untuk menjadi peserta Prolanis, yakni program pengelolaan penyakit kronis.
Peserta yang telah dilakukan skrining riwayat kesehatan dengan hasil berisiko sedang dan tinggi kemudian mendapatkan WhatsApp Blast dari BPJS Kesehatan.
Ghufron menjelaskan bahwa WhatsApp Blast ini sebagai bentuk pengingat bagi peserta yang telah melakukan skrining riwayat kesehatan untuk menindaklanjuti hasil skrining ke FKTP.
Adapun, jumlah peserta yang mendapatkan WhatsApp Blast pada 2022 mencapai 677.141 dan ditindaklanjuti oleh FKTP atau kunjungan ke FKTP adalah 158.184 peserta. Sementara, jumlah peserta yang mendapatkan WhatsApp Blast pada 2023 mencapai 1,07 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel