Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) bermitra dengan Morningstar Sustainalytics melakukan penilaian environmental, social, and governance (ESG) terhadap emiten yang tercatat di bursa. Setidaknya, ada 10 emiten bank yang memperoleh penilaian ESG.
Dalam informasinya, BEI menjelaskan bahwa penilaian ESG mengacu pada tiga faktor utama pengukuran dampak keberlanjutan dan etika dalam pengambilan keputusan investasi. Ketiga faktor tersebut adalah lingkungan, sosial dan tata kelola.
"Membangun skor ESG merupakan salah satu bagian penting dalam mengevaluasi implementasi praktik ESG di perusahaan," tulis BEI dalam informasinya itu di laman resminya dikutip Bisnis pada Rabu (27/9/2023).
Sementara, saat ini terdapat 80 emiten yang telah memperoleh skor ESG di laman resmi BEI. Dari 80 emiten itu, setidaknya ada 10 emiten di sektor perbankan yang mendapatkan skor ESG.
Dalam menjalankan penilaian, Sustainalytics sebagai mitra BEI memberikan penilaian ESG memakai konsep dekomposisi risiko. Emiten dihadapkan pada dua dimensi isu ESG yaitu exposure dan management. Kemudian, berdasarkan penilaian skor ESG, perusahaan tercatat dikelompokkan pada 5 kategori sesuai risikonya, mulai dari skor 0-10 yang dianggap memiliki risiko ESG diabaikan.
Lalu, skor 10-20 dianggap memiliki risiko ESG yang rendah. Skor 20-30 dinggap memiliki risiko ESG yang sedang. Skor 30-40 dianggap memiliki risiko ESG yang tinggi. Sementara skor di atas 40 dianggap memiliki risiko ESG yang berat.
Apabila mengacu pada peringkat tersebut, maka PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi emiten perbankan dengan skor ESG paling baik, yakni 18,84 atau dianggap memiliki risiko ESG yang rendah.
BRI sendiri memiliki porsi kredit ESG yang jumbo yakni 67,2 persen terhadap total keseluruhan kreditnya. BRI banyak menyalurkan kredit ke segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan nilai mencapai Rp652,9 triliun.
BRI juga gencar menyalurkan kredit hijau di antaranya pada proyek berkelanjutan secara lingkungan, pengelolaan sumber daya, dan penggunaan lahan sebesar Rp53,5 triliun, transportasi hijau Rp12 triliun, energi terbarukan Rp5,7 triliun, serta pembiayaan hijau lainnya Rp8,2 triliun.
Anak usaha BBRI yakniPT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) pun memiliki skor ESG yang baik yakni 24,76 atau risiko ESG sedang.
Lalu,PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mencatatkan skor ESG 25,47 atau risiko ESG sedang. BBNI telah menyalurkan kredit berkelanjutan Rp175,9 atau 27,2 persen dari total pembiayaan secara bank only.
Dari aspek lingkungan BBNI telah menyalurkan kredit hijau seperti untuk pencegahan polusi Rp2,9 triliun dan energi terbarukan Rp9,7 triliun. BNI juga menyalurkan kredit kepada segmen pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan yang berwawasan lingkungan sebesar Rp18,9 triliun per Juni 2023. Sementara dari aspek sosial, BNI telah menyalurkan kredit dengan nilai Rp118,9 triliun.
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan skor ESG 25,79 atau risiko ESG sedang. BCA telah menyalurkan kredit ESG dari aspek lingkungan Rp71 triliun dan Rp110 untuk UMKM. Kredit ESG di BCA ini mencapai 24,3 persen dari total portofolio kredit.
Berikut skor ESG emiten perbankan dari laman resmi BEI:
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dengan skor ESG: 18,84
- PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) dengan skor ESG: 24,76
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dengan skor ESG: 25,47
- PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA)dengan skor ESG: 25,79
- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) dengan skor ESG: 26,74
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) dengan skor ESG: 26,79
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dengan skor ESG: 28,18
- PT Bank BTPN Syariah Tbk. (BTPS) dengan skor ESG: 28,51
- PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dengan skor ESG: 32,13
- PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) dengan skor ESG: 34,21
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel