KPK Periksa Istri Eks Kepala Bea Cukai Yogya Buat Telusuri Dugaan Aliran Dana

Bisnis.com,29 Sep 2023, 13:37 WIB
Penulis: Dany Saputra
Mantan Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto usai menjalani klarifikasi ke KPK mengenai LHKPN miliknya di Gedung Merah Putih KPK, Selasa (7/3/2023). JIBI/Bisnis-Dany Saputra.

Bisnis.com, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendalami dugaan aliran dana hasil tindak pidana korupsi mantan Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto melalui istrinya.

Penyidik KPK mendalami dugaan tersebut dari istri Eko Darmanto yakni Ari Muniriyati, pada pemeriksaan saksi, Rabu (27/9/2023). 

"Saksi bersedia memberikan keterangan di hadapan tim penyidik di mana sebelumnya tim penyidik telah menanyakan kaitan hubungan keluarga inti dengan tersangka yang ditetapkan dalam perkara ini," terang Kepala Bagian (Kabag) Pemberitaan KPK Ali Fikri, Jumat (29/9/2023). 

KPK juga memaparkan bahwa Ari juga tercatat sebagai seorang Komisaris di suatu perusahaan bernama PT Ardhani Karya Mandiri. Ari juga merupakan salah satu dari empat orang yang dicegah bepergian ke luar negeri selama enam bulan pertama terkait dengan kasus yang menjerat suaminya. 

Selain Ari, KPK pada hari yang sama turut memeriksa pihak swasta bernama Rika Yunartika. Rika juga tercatat sebagai seorang Komisaris di perusahaan bernama PT Emerald Perdana Sakti. Saksi tersebut juga merupakan di antara pihak yang dicegah Ditjen Imigrasi pada enam bulan pertama. 

Dari pemeriksaan Ari dan Rika, KPK mendalami dugaan aliran uang kepada Eko Darmanto yang saat ini ditetapkan sebagai tersangka dugaan gratifikasi dan pencucian uang. 

"Kedua saksi hadir dan didalami pengetahuannya antara lain terkait dengan dugaan alirannya uang yang diterima pihak yang ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara ini melalui rekening bank dari orang terdekatnya," terang Ali.

Adapun saat ini KPK menduga nilai gratifikasi yang diterima oleh mantan pejabat bea cukai itu sekitar Rp10 miliar. Angka tersebut merupakan hitungan awal KPK seiring dengan proses penyidikan yang berjalan. 

"Masih kita terus kumpulkan [nilai gratifikasinya]. Kalau hitungan awal kira-kira dari Rp10 miliaran," terang Plt. Deputi Bidang Penindakan dan EKsekusi KPK Asep Guntur kepada wartawan, Rabu (27/9/2023). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Edi Suwiknyo
Terkini