Rupiah Dibuka Menguat ke Level 15.495, Dolar AS Melorot

Bisnis.com,29 Sep 2023, 09:29 WIB
Penulis: Dionisio Damara Tonce
Karyawati menghitung mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (29/9/2023).

Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 25 poin atau 0,16 persen menuju level Rp15.495 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS juga melemah 0,14 persen ke 106,07.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia mayoritas dibuka menguat. Won Korea, semisal, menguat 0,58 persen, yuan China naik 0,19 persen, serta rupee India menguat 0,05 persen. Adapun ringgit Malaysia naik 0,36 persen dan baht Thailand menguat 0,10 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak fluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.510-Rp15.580.

Sebelumnya, dia mengatakan dolar AS bergerak stabil pada hari Rabu (27/9/2023) mendekati level tertinggi baru dalam 10 bulan di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga AS. Sementara itu, euro dan poundsterling jatuh ke posisi terendah dalam enam bulan.

Menurut Ibrahim, sentimen datang dari nada hawkish dalam pertemuan Federal Reserve baru-baru ini telah dikonfirmasi oleh para pejabat Fed dalam beberapa hari terakhir, karena menandai kemungkinan bahwa bank sentral perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut setelah menghentikan siklus kenaikan suku bunga pada minggu lalu.

Hal tersebut membuat imbal hasil Treasury AS melonjak dalam beberapa hari terakhir karena para pedagang menyesuaikan diri dengan kondisi moneter yang tetap ketat lebih lama dari perkiraan semula.

Sementara itu, dari dalam negeri kenaikan harga minyak mentah dunia akibat dihentikannya ekspor bensin dan solar dari Rusia ke Eropa dan Inggris membuat harga bensin dan solar terus mengalami kenaikan.

Dengan musim dingin yang akan datang sebentar lagi, hal tersebut membuat harga-harga komoditas lainnya ikut merangkak naik dan akan berdampak ke inflasi inti.

“Begitu pula Indonesia yang masih impor minyak mentah, sehingga kebutuhan dolar untuk impor minyak mentah tersu meningkat akibat penguatan dolar," kata Ibrahim dalam risetnya, dikutip pada Jumat (29/9/2023).

Di sisi lain pemerintah mengantisipasi permintaan dolar yang cukup besar di akhir kuartal III/2023, di mana banyak perusahaan yang listing di Bursa, baik perusahaan BUMN maupun swasta haru membagikan dividen ke investor.

Periode pencairan dividen setiap tahunnya biasanya terjadi pada Mei dan September 2023. Permintaan dolar AS di dalam negeri akan meningkat 1-2 bulan sebelum pencairan dividen.

"Ini juga yang menjadi alasan rupiah berada dalam tren pelemahan hingga saat ini," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ibad Durrohman
Terkini