Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat aset perbankan pada semester I/2023 mengalami tren pelambatan seiring dengan lesunya dana pihak ketiga (DPK).
Berdasarkan data Surveillance Perbankan Indonesia yang dirilis OJK baru-baru ini (22/9/2023), aset bank umum tumbuh 7,21 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada semester I/2023. Adapun, total aset perbankan per Juni 2023 itu mencapai Rp11.052 triliun.
Namun pertumbuhan aset bank itu melambat jika dibandingkan dengan semester I/2022 yang tumbuh 9,54 persen yoy. Jika dilihat dari jenis usaha bank, pertumbuhan baik bank umum konvensional (BUK) maupun bank umum syariah (BUS) tercatat sama-sama melambat.
Berdasarkan kelompoknya, pelambatan juga terjadi pada semua kelompok. Aset bank BUMN atau himpunan bank milik negara (Himbara) misalnya mengalami pertumbuhan 8,73 persen pada Juni 2023, namun melambat dibandingkan Juni 2022 sebesar 9,01 persen.
Aset bank swasta pun mengalami pelambatan dari tumbuh 9,85 persen menjadi 6,58 persen. Aset bank pembangunan daerah (BPD) mengalami pelambatan terdalam dari 10,42 persen menjadi hanya 3,14 persen.
"Pelambatan pertumbuhan aset seiring dengan pelambatan pertumbuhan DPK secara umum," tulis OJK dalam laporannya beberapa waktu lalu.
Tercatat, DPK perbankan pada semester I/2023 tumbuh 5,79 persen per Juni 2023, melambat dibandingkan Juni 2022 yang tumbuh 9,13 persen.
Selain DPK, kredit pun mengalami pelambatan pada semester I/2023. Tercatat, penyaluran kredit tumbuh 7,76 persen yoy pada Juni 2023, melambat dibandingkan 10,66 persen yoy pada Juni 2022.
Pada semester I/2023, sejumlah bank memang mencatatkan penurunan aset mereka. Bank swasta yakni PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) dan entitas anak misalnya mencatatkan penurunan aset dari Rp195,49 triliun pada akhir Juni 2022 menjadi Rp193,1 triliun pada Juni 2023.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) juga mencatatkan penurunan aset konsolidasi dari Rp167,32 triliun pada Juni 2022 menjadi Rp165,77 triliun pada Juni 2023.
Dari BPD, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM) atau Bank Jatim mengalami penurunan aset 5,43 persen yoy menjadi Rp103 triliun pada enam bulan pertama tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel