Bisnis.com, JAKARTA — Generasi muda perlu membatasi diri dalam hal berutang melalui platform digital, baik berkaitan layanan bayar tunda (paylater) maupun pinjaman online (pinjol) dana tunai, sebab akan mengganggu kesehatan mental apabila berlebihan.
Psikolog Adityana Kasandra Putranto mengamini bahwa utang yang menumpuk biasanya menyebabkan tekanan finansial yang luar biasa dan menjadi beban emosional yang berat bagi seseorang.
Terlebih, saat ini kebanyakan anak muda menggunakan lebih dari satu layanan pinjam-meminjam digital dalam gawainya. Dia menilai utang menumpuk biasanya disebabkan tidak cermat dengan biaya layanan dan bunga sehingga total utang melebihi kemampuan, telat bayar sehingga terjerat biaya denda jumbo, atau karena terperangkap praktik gali lubang tutup lubang.
Berdasarkan studi Katherine M. Ingram dan Ronda C. Talley (2007), utang yang signifikan dan tidak terkendali semacam itu dapat menghasilkan situasi di mana seseorang merasa frustasi karena tidak mampu mengatasi beban hidup dari sisi finansial.
"Beban keuangan yang berkepanjangan dapat menyebabkan perasaan putus asa, kehilangan harapan, dan gangguan mental yang serius, seperti depresi dan kecemasan. Bahkan, tekanan finansial dan rasa malu akibat utang menjadi beberapa alasan utama penyebab bunuh diri akibat frustasi," jelas Kasandra kepada Bisnis, Senin (2/10/2023).
Apabila seseorang telanjur memiliki utang pinjol menumpuk, Kasandra menyarankan agar jangan malu membuka komunikasi dengan keluarga atau orang-orang terdekat.
"Jangan terlalu khawatir dengan stigma atau cap orang lain yang biasanya menganggap seseorang yang terjerat utang artinya tidak mampu mengelola keuangan dengan baik.
Pasalnya, rasa frustasi karena tidak mampu bayar utang biasanya bersumber dari rasa ketidakmampuan untuk terhubung secara sosial dengan orang lain, merasa terisolasi, dan merasa tidak mampu mengatasi situasi hidup, sehingga menyebabkan beban emosional yang berlebihan.
"Penting untuk mengakui dan menerima situasi tersebut tanpa menyalahkan diri sendiri. Mempertahankan komunikasi terbuka dalam keluarga akan membantu anggota keluarga merasa nyaman dalam berbagi perasaan dan kesulitan mereka," tambahnya.
Kasandra juga menyarankan korban pinjol segera membuat rencana keuangan yang terperinci bersama orang kepercayaan terdekat, sebagai langkah awal agar tidak terjebak situasi frustasi.
Menurutnya, mengatur rencana keuangan yang jelas dapat memberikan rasa kontrol dan mengurangi kecemasan berlebih.
Berikutnya, mulai identifikasi seluruh pinjaman yang harus dibayar, buat rencana anggaran bulanan yang realistis untuk mencicil, dan buat daftar prioritas pembayaran apabila terdapat utang di lebih dari satu platform digital.
Selain itu, cari tahu apakah ada opsi restrukturisasi utang atau negosiasi dengan setiap pemberi pinjaman. Jangan malu untuk berdiskusi dan mengakui kesalahan, ketimbang utang semakin menggunung karena akumulasi biaya denda semakin jumbo.
Terakhir, Kasandra menyarankan agar keluarga korban jeratan utang pinjol dapat berperan memberikan dukungan emosional, memberikan nasihat finansial yang bijaksana, dan membantu mencari solusi kreatif untuk mengatasi utang.
"Keluarga juga dapat berperan dalam memberikan pengawasan dan membantu menjaga individu tersebut agar tetap disiplin dalam menjalankan rencana keuangan, terutama dalam membayar utangnya," tutup Kasandra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel