Sederet Sentimen IHSG Hari Ini, Analis Jagokan Saham AKRA, ERAA, SIDO

Bisnis.com,06 Okt 2023, 07:59 WIB
Penulis: Rizqi Rajendra
IHSG diprediksi cenderung bergerak sideways pada perdagangan hari ini, Jumat, (6/10/2023) dengan sejumlah sentimen domestik dan global. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi cenderung bergerak sideways pada perdagangan hari ini, Jumat, (6/10/2023), setelah ditutup di lesu pada perdagangan kemarin. Saham AKRA, ERAA hingga SIDO dijagokan analis hari ini.  

Pada perdagangan kemarin, Kamis, (5/10/2023), IHSG tergelincir ke zona merah dengan turun 0,17 persen ke 6.874,82, IHSG pun mengalami pelemahan selama tiga hari berturut-turut sepanjang pekan ini. 

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG diperkirakan kembali fluktuatif di kisaran pivot 6.850 pada Jumat (6/10). Kondisi ini didasari oleh terbentuknya pola inverted dragonfly doji pada Kamis (5/10) yang mengindikasikan tekanan jual masih cukup besar pada IHSG.

"Level resisten IHSG berada di 6.910, sedangkan level pivot di 6.850 dan level 6.790," ujar Valdy dalam risetnya, Jumat, (6/10/2023).

Dia mengatakan, dari sentimen global, data-data sektor ketenagakerjaan AS yang dijadwalkan rilis pada malam ini akan menjadi fokus pelaku pasar. Mengingat data ketenagakerjaan merupakan salah satu data yang paling menentukan arah kebijakan The Fed, selain inflasi.

Kondisi tersebut berdampak positif pada nilai tukar rupiah yang menguat 0,10 persen ke Rp15.610 per dolar AS pada Kamis (5/10) sore. Menurutnya, rebound rupiah diyakini masih berlanjut hari ini dan berpotensi menjadi sentimen positif bagi IHSG.

Indeks-indeks Wall Street berakhir flat pada perdagangan kemarin. Pergerakan tersebut dipengaruhi oleh antisipasi pelaku pasar terhadap data ketengakerjaan AS yang rilis hari ini. US Initial Jobless Claims naik ke 207.000 di pekan lalu dari 205.000 di pekan sebelumnya.

CME FedWatch Tools mencatat peluang kenaikan The Fed Rate pada November 2023 sebesar 22,3 persen. Sementara peluang kenaikan The Fed Rate di FOMC Desember 2023 mencapai 29,4 persen. Dengan demikian, spekulasi kenaikan suku bunga The Fed di November 2023 dan spekulasi penundaan kenaikan The Fed Rate relatif sama kuat.

Selanjutnya, pasar menantikan data US Non Farm Payrolls dan US Unemployment Rate yang dijadwalkan rilis hari ini. Kedua data tersebut merupakan major data ketenagakerjaan yang berpotensi mempengaruhi arah kebijakan The Fed.

Adapun, mayoritas indeks di Eropa ditutup menguat pada Kamis (5/10). Relatif hanya DAX Germany yang melemah -0,20 persen. Pelemahan ini disebabkan oleh realisasi penurunan nilai ekspor -1,2 persen year-on-year (yoy) dan impor -0,4 persen yoy pada Agustus 2023 yang lebih dalam dari perkiraan.

Sikap wait and see berdampak pada pelemahan lanjutan harga minyak. Harga brent oil melemah 2,03 persen ke US$84,07 per barel, sementara harga crude oil turun 2,3 persen ke US$82,31 per barel. Pelemahan harga komoditas energi berpotensi meningkatkan margin pada emiten-emiten yang fokus pada distribusi energi di Indonesia.

Dengan sederet sentimen tersebut, Phintraco Sekuritas merekomendasikan saham top picks di akhir pekan ini, Jumat, (6/10) di antaranya yaitu AKRA, ERAA, SIDO, UNVR, MYOR, serta rebound lanjutan pada JSMR dan GGRM.  

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini