Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) dibuka menghijau pada perdagangan hari ini, Jumat (6/10/2023). Pada hari ini, saham BBNI mulai diperdagangkan dengan nilai nominal baru usai stock split di pasar reguler dan negosiasi.
Berdasarkan data RTI pada pembukaan perdagangan BBNI berada pada level 5.225 per saham dari sebelumnya 5.200. Hingga pukul 09.10 saham BNI berada pada rentang 5.175 hingga 5.225.
Sebagaimana diketahui, stock split BBNI ditetapkan dalam rasio 1:2. Artinya, setiap pemegang 1 lembar saham BNI akan mendapatkan 2 lembar saham hasil pemecahan dengan nominal tercantum saat ini.
Stock split membuat nilai nominal per saham Seri A Dwiwarna dan Seri B BBNI berubah dari sebesar Rp7.500 menjadi Rp3.750. Sebanyak 1 saham Seri A Dwiwarna tetap dipertahankan sebagai saham Seri A Dwiwarna milik Negara Republik Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp3.750.
Kemudian, 1 saham Seri A Dwiwarna menjadi 1 saham Seri B milik Negara Republik Indonesia, dengan nominal sebesar Rp3.750 per saham. Sementara nilai nominal per Saham Seri C dari Rp375 menjadi Rp187,5.
Dalam sepekan harga saham BBNI naik 4,01 persen. Dalam sebulan harga saham BBNI naik 7,79 persen. Lalu, sepanjang tahun berjalan atau secara year to date (ytd) harga saham BBNI naik 12,47 persen. Harga saham BBNI juga telah mencapai all time high pada level Rp10.425 pada awal bulan ini.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Frankie WP mengatakan kenaikan saham BBNI dalam sebulan terakhir ditopang oleh sentimen yang cukup kuat. Frankie mengatakan, BBNI masih ditopang oleh dua katalis, yaitu valuasi yang undervalued dan sentimen stock split.
“Dari segi valuasi, BBNI adalah bank paling undervalued di antara top 4 banks. Aksi korporasi BBNI yaitu stock split juga cukup menarik, dengan rasio 1:2 yang bakal menarik banyak investor ritel nantinya,” kata Frankie kepada Bisnis belum lama ini.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta juga menyampaikan tren kenaikan harga saham BBNI dipengaruhi oleh euforia aksi korporasi stock split.
“Sebenarnya, kenaikan harga saham BBNI lebih dipengaruhi oleh euforia terkait dengan pelaksanaan atau penyelenggaraan aksi korporasi stock split 1:2. Di sisi lain, sentimen negatif saham BBNI minim,” jelas Nafan.
Pecah Saham Bank Mandiri (BMRI)
Sebelum BNI, bank BUMN lainnya, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) telah melaksanakan stock split terlebih dahulu pada tahun ini, tepatnya April 2023. Perdagangan perdana dengan harga baru dilaksanakan pada Selasa (4/4/2023).
BMRI melaksanakan stock split dengan rasio 1:2. Pada perdagangan sesi I Selasa (4/4/2023), harga saham BMRI terparkir di level Rp5.250 per lembar saham.
Kemudian pada penutupan perdagangan 4 April 2023, harga saham BMRI berada di level Rp5.175 per lembar, turun 1,43 persen dalam 24 jam terakhir. Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Senin (3/4/2023) harga saham BMRI ditutup di level Rp10.525 per lembar.
Sebelum melakukan stock split, nilai nominal saham BMRI mencapai Rp250 per saham dengan jumlah saham 46,66 miliar lembar. Kemudian, nilai nominal saham BMRI jadi Rp125 per saham dengan jumlah saham sebesar 93,33 miliar lembar setelah stock split.
Jumlah saham BMRI dalam modal dasar juga bertambah dari semula 64 miliar lembar menjadi 128 miliar lembar usai dilakukan pemecahan saham.
Pada aksi stock split ini, saham seri A dwiwarna tetap dipertahankan satu saham. Kemudian, sisanya diperhitungkan menambah jumlah saham seri B milik Negara Republik Indonesia dan tetap menjadi pemegang saham pengendali perseroan.
Sementara, usai aksi stock split BMRI terpantau dalam tren peningkatan hingga kini. Pada penutupan perdagangan Kamis (5/10/2023), saham Bank Mandiri berada di level 6.125. Dalam enam bulan terakhir, BMRI menguat 18,36 persen, sedangkan tiga bulan terakhir mencatatkan pertumbuhan sebesar 14,49 persen.
Aksi stock split sebenarnya bukan menjadi yang pertama dilakukan BMRI. Pada 13 September 2017 perseroan telah menjalankan aksi stock split dengan rasio sebesar 1:2. Saat itu, saham BMRI yang diperdagangkan menjadi Rp6.700 per lembar dari harga sebelum stock split pada kuartal III/2017 Rp13.400 per lembar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel