Direktur BCA Buka-Bukaan, KPR Bisa Ditolak Gara-Gara Nunggak Pinjol

Bisnis.com,09 Okt 2023, 08:10 WIB
Penulis: Arlina Laras
Ilustrasi KPR/uangteman.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Direktur Consumer Banking PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Haryanto T. Budiman mengimbau agar masyarakat, khususnya anak muda untuk waspada ketika bertransaksi menggunakan pinjaman online (pinjol)

Pasalnya, ketika terjadi tunggakan, hal itu akan menjadi salah satu penyebab mengapa nasabah sulit mengakses kredit perbankan, seperti kredit pemilikan rumah (KPR). 

“Kalau misalnya kurang baik, misalnya punya pinjol bukan dari satu tempat, tapi tiga hingga empat tempat semuanya macet, berisiko enggak menurut Anda kalau kita berikan pinjaman? Itu kan berarti berisiko,” ujarnya kepada awak media usai agenda Seminar Nasional KLM BI, Rabu (4/10/2023)

Bahkan, ketika catatan kredit atas pinjaman nasabah di SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) memiliki masalah, dirinya pun mengibaratkan hal ini sebagai suatu peringatan alias ‘red flag’ bagi perbankan. “Karena, sebagai bank yang harus diterapkan prinsip kehati-hatian,” katanya.

Lebih lanjut, Haryanto pun memberikan saran kepada generasi milenial untuk berhati-hati agar tidak tergoda untuk meminjam uang dari layanan pinjaman online, terutama jika pinjaman tersebut akan digunakan untuk kebutuhan konsumtif, supaya dampak negatif pada keuangan individu bisa dihindarkan.

Tercatat, pada acara BCA Expo 2023, pihaknya menemukan bahwa sebanyak 30 persen dari pengajuan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) tidak disetujui.

Sebagai informasi, berdasarkan riset 99 Group, perusahaan teknologi di real estate melaporkan pada semester pertama 2023, sebanyak 66,7 persen gen Z dan 63,1 persen milenial memang cenderung memiliki niat membeli properti untuk tempat tinggal.

Adapun, Head of Research 99 Group Indonesia Marisa Jaya mengatakan untuk jenis perumahan, rumah tapak masih menjadi tipe properti yang paling dicari oleh gen Z (64,4 persen) dan  milenial (64,6 persen). 

“Untuk referensi luas bangunan sendiri untuk milenial dan gen z itu sama-sama suka di luas 60-100 meter per segi. Tentunya ini berhubungan juga dengan harga yang mampu mereka beli,” katanya dalam sesi paparan Seminar Nasional KLM BI.

Sementara itu, jika dilihat dari segi metode pembayaran, dia menyebut persentase KPA/KPR gen Z cenderung lebih tinggi dibandingkan milenial, di mana, gen Z sebesar 96,2 persen dan milenial sebesar 89,3 persen.

“Sedangkan 7,7 persen milenial lebih memilih cicilan dan 3 persen memilih cash. Kalau gen Z cicilan hanya 2,5 persen dan uang tunai 1,3 persen,” kata Marisa.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Frederica Widyasari Dewi menyebut sejumlah bank pun kini mengeluhkan bagaimana banyak anak muda yang tidak bisa mengajukan kredit. 

“Sebenarnya pinjaman online alias peer to peer lending yang terintegrasi ke SLIK itu bagus ya. Tapi, yang menjadi masalah ketika mereka ada yang punya masalah ke pinjol," sebutnya saat ditemui di Gedung Bank Indonesia, Jumat (18/8/2023).  

Menurutnya, tunggakan kecil mulai dari Rp300.000 hingga Rp400.000 pun bisa merusak kredit skor, yang akhirnya mempengaruhi kemampuan dalam mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di bank.

"Jadi, perlu berhati-hati dalam menggunakan layanan keuangan ini, karena situasi semacam ini nyata terjadi di sekitar kita dan kita akan mengintegrasikan itu [pinjol]," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini