Kementan Targetkan Program Penanaman Antisipasi El Nino Rampung Oktober

Bisnis.com,09 Okt 2023, 19:15 WIB
Penulis: Dwi Rachmawati
Petani beraktivitas di lahan persawahan di kawasan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (17/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Plt. Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi membeberkan perkembangan program tanam padi 500.000 hektare sebagai antisipasi menghadapi El Nino.

Program penanaman padi itu khusus dilakukan Kementan telah berlangsung sejak Agustus 2023 diklaim dapat menambah pasokan beras nasional pada akhir 2023.

Arief mengatakan, penanaman tetap diteruskan hingga saat ini. Kendati begitu, dia ingin agar sisa penanaman padi dilakukan di lokasi baru, alih-alih hanya intensifikasi dengan peningkatan indeks tanam di lahan sawah yang eksisting.

"Karena kalau area yang sama kan hanya mempercepat produksi. Makanya saya ingin buat detail juga dengan Direktur Jenderal Tanaman Pangan," Arief saat ditemui di Kementerian Pertanian, Senin (9/10/2023).

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyebut hingga Sabtu (7/10/2023), total penanaman padi program pengendalian El Nino telah mencapai 310.000 hektare (ha). Dengan demikian, terdapat sisanya yang harus ditanam adalah seluas 200.000 ha.

Dia mengatakan penanaman dilakukan di 10 provinsi prioritas dengan lokasi dan kelompok tani yang telah ditentukan yakni Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.  

Dari penanaman tersebut, pemerintah menargetkan sebanyak 1,5 juta ton beras dapat dihasilkan dari program gerakan nasional antisipasi El Nino tersebut.

"Oktober ini [selesai] ditanam. Awal Januari [panen terakhir], 3 bulan umurnya lebih dikit, umur padi sekitar itu 90-100 hari," ungkap Suwandi saat ditemui di kesempatan yang sama.

Kendati demikian, Suwandi mengatakan penanaman diprioritaskan untuk lahan-lahan eksisting dengan penambahan indeks tanam (IP) menjadi 3-4 kali tanam dalam setahun. Pembukaan lahan baru, kata dia, hanya bisa dilakukan sebagian di lahan-lahan yang masih tersedia air.

"Tapi sebagian besar indeks tanam, sebagian ada perluasan areal tanam, terutama di Sumsel [Sumatera Selatan] dan Kalsel [Kalimantan Selatan] itu memang rawa banyak kan, kemarau ini airnya berkurang jadi bisa ditanam," tutur Suwandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Ridwan
Terkini