Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri tekstil nasional optimistis dapat keluar dari tekanan jika pemerintah mengetatkan produk impor, menguatkan pasar domestik dan memberikan restrukturisasi kredit.
Pengendalian impor dan pemulihan pasar dalam negeri dinilai dapat membantu industri tekstil bertumbuh, sementara restrukturisasi kredit membantu menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam jangka pendek.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Wirawasta mengatakan pihaknya mendukung rencana pemerintah untuk mengubah pengawasan yang semula bersifat Post-Border menjadi Border dengan pemenuhan Persetujuan Impor (PI) dan Laporan Surveyor (LS).