Beda Nasib Listing Perdana, Saham LOPI Anjlok ARB, KOKA Terbang 30 Persen Nyaris ARA

Bisnis.com,11 Okt 2023, 12:08 WIB
Penulis: Ibad Durrohman
Saham Koka Indonesia (KOKA) dan PT Logisticsplus International (LOPI) bergerak berlawanan arah setelah resmi listing perdana pada hari ini, Rabu (11/10/2023). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Dua emiten anyar bergerak berlawanan arah pada sesi I perdagangan hari ini, Rabu (11/10/2023). PT Koka Indonesia Tbk. (KOKA) ambles hinga menyentuh ARB sementara saham PT Logisticsplus International Tbk. (LOPI) nyaris ARA dengan terbang 30 persen.

Berdasarkan data RTI Business pada pukul 12.00 WIB, saham LOPI anjlok 10 persen ke posisi Rp90 per saham. Sejak awal sesi perdaganan saham LOPI langusng anjlok menyentuh auto reject bawah (ARB) ke level Rp90. Sebanyak 6,97 juta saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp631,66 juta dalam 1.310 kali transaksi.

Adapun, saham KOKA terpantau melonjak 29,69 persen atau 38 poin ke posisi Rp166 per saham. Sepanjang sesi, saham KOKA nyaman di zona hijau pada rentang harga Rp172 hingga Rp135. Sebanyak 684,58 juta saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp108,80 miliar dalam 57.279 kali transaksi.

Sebagaimana diketahui, LOPI resmi listing perdana dengan melepas 300 juta saham atau setara 3.000.000 lot pada hari ini, Rabu (11/10/2023). Berdasarkan fixed allotment atau penjatahan pasti, saham LOPI mengalami total kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 1,46 kali.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia yang dikutip Selasa (10/10/2023), total pesanan saham LOPI mencapai 437,60 juta saham atau tepatnya 437.600.800 lembar saham, dari rencana 300 juta saham atau setara 27,27 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum perdana.

Adapun Logisticsplus International, emiten yang bergerak pada sektor logistik tersebut telah mematok harga initial public offering (IPO) Rp100 per saham sehingga perseroan meraup dana segar Rp30 miliar.

Sementara KOKA resmi melantai di Bursa dengan melepas 714,33 juta saham atau persisnya 714.333.000 lembar saham. Berdasarkan fixed allotment atau penjatahan pasti, saham STRK mengalami total kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 20,92 kali.

Berdasarkan data BEI yang dikutip Selasa (10/10/2023), total pesanan saham KOKA mencapai 14,96 miliar saham atau tepatnya 14.966.394.800 lembar saham, dari rencana 715,33 juta saham atau setara 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum perdana.

Adapun Koka Indonesia, emiten yang bergerak pada sektor jasa konstruksi tersebut telah mematok harga IPO Rp128 per saham sehingga perseroan meraup dana segar Rp91,156 miliar.

Adapun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi I hari ini ditutup menguat 0,32 persen ke level 6.944,17. Sebanyak 285 saham menguat, 219 melemah dan 231 stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp10.522 triliun.

Sebelumnya Tim Riset Phintraco Sekuritas mengatakan IHSG menguji pivot area 6.930-6.950 di Selasa (10/10/2023). IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif pada kisaran support 6.900 dan batas atas pivot 6.950 di Rabu (11/10/2023).

Rally harga commodity-related stocks diperkirakan mulai tertahan di Rabu (11/10/2023) merespons pandangan sejumlah pengamat ekonomi bahwa dampak konflik di Timur Tengah terhadap harga komoditas, terutama minyak kemungkinan terbatas.

"Pasalnya konflik tidak berpusat pada area utama produksi minyak di Timur Tengah," tulis Phintraco Sekuritas.

Dari dalam negeri, data ekonomi domestik terbaru menunjukan perlambatan pertumbuhan penjualan ritel ke 1,1 persen yoy di Agustus 2023 dari 1,6 persen yoy di Juli 2023.

"Oleh sebab itu, pelaku pasar dapat kembali mencermati peluang rebound lanjutan pada saham-saham bluechip, termasuk BBRI, TLKM, TOWR, ESSA, MEDC, dan EXCL," ujarnya.

____

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ibad Durrohman
Terkini