Konten Premium

Alasan Transaksi di Bursa Karbon Sejauh Ini Masih Amat Landai

Bisnis.com,12 Okt 2023, 09:15 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Presiden Joko Widodo (tengah) meresmikan peluncuran Bursa Karbon Indonesia, Selasa (26/9/2023) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (kedua kanan), Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar (kedua kiri), Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (Kanan), serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar. / dok.Setpres

Bisnis.com, JAKARTA - Pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) berpotensi ikut meramaikan bursa karbon Tanah Air. Lantas, apa saja pertimbangan mereka sebelum melantai di bursa?

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai bahwa kinerja keberhasilan perdagangan karbon tahap awal yang melibatkan 99 PLTU berbasis batu bara akan terlihat pada Februari 2024.

"Menurut hitungan kami, awal tahun depan akan mulai terlihat bagaimana supply-demand dari bursa karbon perdana ini. Sekitar Februari 2024, berapa dari para PLTU batu bara yang bisa menjaga ambang batas kuotanya. Sisi lain, akan terlihat juga suplai apakah cukup, karena kami lihat arahnya mayoritas dari natural based-solution," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (11/10/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  Konten Premium

Anda sedang membaca Konten Premium

Silakan daftar GRATIS atau LOGIN untuk melanjutkan membaca artikel ini.

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini