Bisnis.com, JAKARTA - Pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) berpotensi ikut meramaikan bursa karbon Tanah Air. Lantas, apa saja pertimbangan mereka sebelum melantai di bursa?
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai bahwa kinerja keberhasilan perdagangan karbon tahap awal yang melibatkan 99 PLTU berbasis batu bara akan terlihat pada Februari 2024.
"Menurut hitungan kami, awal tahun depan akan mulai terlihat bagaimana supply-demand dari bursa karbon perdana ini. Sekitar Februari 2024, berapa dari para PLTU batu bara yang bisa menjaga ambang batas kuotanya. Sisi lain, akan terlihat juga suplai apakah cukup, karena kami lihat arahnya mayoritas dari natural based-solution," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (11/10/2023).