Bisnis.com, JAKARTA — Citibank N.A.,Indonesia (Citi Indonesia) melihat adanya sederet potensi ekonomi digital yang bisa menumbuhkan perekonomian Tanah Air.
Chief Executive Officer (CEO) Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan potensi ini seiring dengan pasar ekonomi digital Asean mencapai US$194 miliar pada 2022. Dari sana, Indonesia berkontribusi hingga 40 persen.
Batara juga memproyeksikan ekonomi digital Indonesia berpotensi mencapai US$150 miliar atau Rp2,35 kuadriliun pada 2025, setara dengan 10% dari PDB Indonesia. Oleh karena itu, ekonomi digital berpotensi menjadi salah satu instrumen yang mampu memulihkan perekonomian Indonesia.
Ia juga menekankan bahwa perusahaan menyadari pentingnya potensi digital.
“Kami benar-benar berkomitmen dalam mendukung kemajuan perekonomian negara dan pertumbuhan berkelanjutan,” kata Batara dalam acara bertajuk The Future of Business: Riding on The Wage of Digitalization, Treasury and Trade Solutions Conference di Jakarta, Kamis (12/10/2023).
Batara juga mengungkap bahwa perusahaan selalu berfokus pada inovasi produk, pengelolaan neraca, dan pemeliharaan kerangka manajemen risiko yang kuat.
Anak perusahaan yang dimiliki oleh Citigroup, Inc., ini akan berfokus pada tiga bisnis inti, salah satunya adalah perbankan.
Batara menuturkan bahwa bisnis inti ini terdiri dari bank korporasi (corporate bank), bank investasi (investment bank), dan bank umum (commercial bank).
“Kami berinvestasi pada klien-klien yang memimpin perekonomian baru, seperti klien-klien di bidang teknologi, layanan kesehatan, dan energi bersih,” ujarnya.
Kedua, pasar (market). Batara menyebut bahwa Citi Indonesia berfokus untuk mengoptimalkan modal, sekaligus beralih ke aktivitas dengan margin lebih tinggi.
Adapun bisnis inti ketiga, yaitu jasa. Dalam hal ini, Citi Indonesia menyediakan solusi perbendaharaan dan perdagangan (treasury and trade solutions atau TTS), serta jasa keamanan.
“TTS adalah kunci dalam strategi keseluruhan perusahaan kami. Kami berinvestasi dalam pengalaman klien dan meningkatkan infrastruktur teknologi kami,” ungkapnya.
Menurut Batara, ketiga bisnis inti ini akan terus mendorong imbal hasil yang lebih tinggi, menurunkan biaya ekuitas, meningkatkan nilai pemegang saham, dan menempatkan perusahaan pada pertumbuhan.
Bukan hanya itu, Batara juga mengungkap bahwa perusahaan selalu berfokus pada inovasi produk, pengelolaan neraca, dan pemeliharaan kerangka manajemen risiko yang kuat.
Hal itu sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi mitra perbankan terkemuka di lembaga-lembaga dengan kebutuhan lintas negara.
“Di Citi Indonesia, kami menyadari pentingnya potensi digital dan kami benar-benar berkomitmen dalam mendukung kemajuan perekonomian negara dan pertumbuhan berkelanjutan,” pungkas Batara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel