Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menjadi Joint Mandated Lead Arranger & Bookrunner (JMLAB) dan bertindak sebagai koordinator dalam pembentukan fasilitas kredit sindikasi untuk anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Pupuk Sriwidjaja Palembang atau Pusri.
Dengan melakukan pendanaan proyek revitalisasi pabrik Pusri IIIB ini menjadi bentuk komitmen BNI yang proaktif mendukung pemerintah dalam memperkuat ekosistem pangan nasional.
Nantinya, setelah direvitalisasi, pabrik Pusri IIIB akan memanfaatkan teknologi produksi terbaru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan keandalan produksi pupuk.
Pendanaan proyek revitalisasi pabrik ini dilakukan melalui mekanisme sindikasi yang terdiri dari total delapan bank yakni BUMN dan swasta dengan nilai kredit investasi sebesar Rp 9,32 triliun.
Direktur Enterprise & Commercial Banking BNI Sis Apik Wijayanto mengatakan isu terkait ketahanan pangan harus diselesaikan secara komprehensif.
"Kami tentunya sangat bersyukur dapat berkontribusi positif melalui kerja sama ini. Kami harap langkah bersama ini mampu membantu penguatan ekosistem pangan nasional sekaligus memberikan peningkatan kinerja bagi Pusri dan seluruh mitranya," katanya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Minggu (15/10/2023).
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Pusri, Tri Wahyudi Saleh, disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo dan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, dan turut disaksikan oleh Direktur Enterprise & Commercial Banking BNI Sis Apik Wijayanto.
Lalu ada pula, Director of Corporate Banking BCA Rudy Susanto, Director Wholesale & Institution BRI Agus Noorsanto, Direktur Wholesale & Transaction Group BSI Zaidan Novari.
Selanjutnya, SEVP Wholesale Banking BTN Benny Yoslim, Direktur UMKM dan Komersial, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten, serta Oentoneng Suria & Partner Law dan PHSP Law.
Sis Apik memaparkan, pabrik Pusri-IIIB akan dibangun di kompleks PT Pusri, di Palembang, dengan teknologi low energy yang dapat membantu menghemat konsumsi gas bumi serta ramah lingkungan. Dari sisi penggunaan energi, Pabrik Pusri IIIB akan lebih efisien karena rasio energi untuk memproduksi urea yaitu sebesar 21.97 MMBTU/ton sedangkan amonia 32.89 MMBTU/ton.
Proyek revitalisasi pabrik Pusri-IIIB akan memiliki dampak positif pada perekonomian daerah dan nasional, karena akan membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan daerah, serta membuka peluang ekonomi lainnya hingga ke level UMKM.
Sebagai informasi, kapasitas produksi Pabrik Pusri IIIB direncanakan sebesar 1.350 ton amonia per hari atau 445.500 ton per tahun dan untuk pupuk urea mencapai 2.750 ton per hari atau 907.500 ton per tahun.
Dari sisi penggunaan energi, Pabrik Pusri IIIB lebih efisien karena rasio energi untuk memproduksi urea yaitu sebesar 21.97 MMBTU/ton sedangkan amonia 32.89 MMBTU/ton.
“Dengan kemampuan produksi Pusri tersebut, kami yakin produksi akan lebih kuat, dan seluruh mitra dapat tetap bersama-sama menjaga implementasi ekonomi berkelanjutan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel