Persiapan Kampanye hingga Proyek Kereta Whoosh Dongkrak Kredit Kuartal III

Bisnis.com,18 Okt 2023, 09:15 WIB
Penulis: Arlina Laras
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat penawaran penyaluran kredit baru dari perbankan untuk keseluruhan periode kuartal III/2023 terindikasi meningkat dibandingkan dengan kuartal II/2023.

Berdasarkan Survei Penawaran dan Permintaan Pembiayaan Perbankan, peningkatan tersebut didasarkan permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta persaingan usaha dari bank lain. 

Adapun, di sisi rumah tangga, permintaan pembiayaan baru terindikasi relatif stabil pada September 2023. Sementara itu dalam waktu 3 hingga 6 bulan ke depan, pemenuhan pembiayaan yang berasal dari bank umum diprakirakan meningkat dibandingkan periode sebelumnya. 

Peneliti Lembaga ESED dan Praktisi Perbankan BUMN Chandra Bagus Sulistyo pun mengatakan iklim usaha yang kondusif, di mana serangkaian acara internasional telah berlangsung di Indonesia telah menjadi salah satu katalis penawaran kredit.

“Seperti KTT ASEAN, MotoGP Mandalika, dan proyek kereta cepat Whoosh. Kondisi tersebut mendorong pembangunan infrastruktur yang ada sehingga menciptakan kredit baru,” ucapnya pada Bisnis, Selasa (17/10/2023). 

Selain itu, Chandra juga mengaitkan peningkatan penyaluran kredit baru ini sejalan dengan periode pesta demokrasi saat ini, di mana para kandidat presiden dan legislatif pusat dan daerah bergerak aktif dalam persiapan melakukan kampanye.

Kondisi ini mendorong aktivitas ekonomi di berbagai daerah, baik di tingkat UMKM dan korporasi, karena adanya upaya untuk memberikan dampak investasi di daerah tersebut. “Peningkatan ini kemudian berdampak pada peningkatan penawaran kredit baru di sektor perbankan,” ucap Chandra

Meski, tren peningkatan penawaran kredit kemungkinan akan berlanjut hingga akhir tahun, bahkan diperkirakan terus berlanjut hingga triwulan I/2024, menurutnya tren peningkatan penawaran kredit ini tidaklah menggambarkan tren sebelum pandemi.

“Saat ini yang terjadi adalah pola hybrid, di mana adanya penggunaan digitalisasi, tak hanya itu ada juga pola shifting dalam cara berjualan mana yang efisien dan menarik,” ucapnya. 

Di sisi lain, Ekonom dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto mengatakan penyebab penawaran penyaluran kredit lebih tinggi karena faktor siklus. Menurutnya, terdapat dua perilaku utama yang memengaruhi peningkatan tersebut.

Pertama, dari segi perilaku konsumen, masyarakat cenderung meningkatkan pengeluaran mereka pada kuartal IV/2023, mulai dari makanan dan minuman, transportasi, hingga akomodasi terutama menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. 

Dia pun menilai seiring dengan permintaan yang meningkat, pada akhirnya membuat perusahaan membutuhkan modal kerja tambahan, sehingga cenderung mengajukan kredit ke lembaga perbankan.

“Ketika kredit konsumsi tumbuh, maka membuat kredit produktif tumbuh, tapi driver-nya tetap dari konsumtif, karena musim liburan Natal dan Tahun Baru,” ucapnya pada Bisnis, Selasa (17/10/2023).

Kedua, dari sisi government spending atau belanja pemerintah yang cenderung naik, karena penerapan APBN dan APBD.

“Dorongan proyek pemerintah, baik itu Pemda atau Pusat, biasanya akan ngegas di kuartal IV/2023. Itu yang mendorong permintaan kredit," sebutnya. 

Ryan mengatakan kala persiapan kampanye, membuat konsumsi masyarakat naik. “Karena orang harus sewa hotel, booking alun-alun, kumpulin massa, itu kan termasuk konsumsi spending. Tapi, dampak ini terjadi, ketika masa kampanye sudah diperbolehkan,” katanya.

Dia pun menyebut penawaran penyaluran kredit yang relatif lebih membaik, telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang positif layaknya tren yang terjadi sebelum pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini