Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Jago Tbk. (ARTO) masih akan mengandalkan skema partnership atau channeling dengan sejumlah mitra dalam mendongkrak kinerja kredit. ARTO pun terus memperluas kolaborasi dengan berbagai partner guna mematangkan strateginya itu.
Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengatakan sejauh ini Bank Jago telah banyak menggaet partner dari berbagai platform dan ekosistem bisnis dalam penyaluran kredit.
"Dari sekarang banyak kerja sama dilakukan. [Skema channeling] merupakan cara kita diversifikasi pertumbuhan kredit," ujarnya dalam konferensi pers peluncuran ‘GoPay Tabungan by Jago’ pada Rabu (18/10/2023) di Jakarta.
Berdasarkan laporan keuangan tahunan 2022, Bank Jago memang telah menjalankan penetrasi bisnis melalui kerja sama dengan 38 mitra, termasuk penyelenggara teknologi finansial (fintech) P2P lending seperti AdaKami, Kredit Pintar, dan Atome.
Bank Jago juga gencar berkolaborasi dengan ekosistem Grup GoTo, di mana GoTo melalui PT Dompet Karya Anak Bangsa merupakan pemegang saham Bank Jago dengan porsi kepemilikan 21,4%.
Di antara kolaborasi dengan GoTo adalah pendanaan pada produk GoPayLater Cicil. Bank Jago juga memperdalam kolaborasi bersama GoTo Financial dengan mengintegrasikan layanannya ke dalam aplikasi GoBiz, aplikasi untuk mitra usaha GoFood. Kolaborasi-kolaborasi itu melengkapi integrasi Bank Jago dengan Gojek dan GoTo Financial yang dimulai sejak 2021 lalu.
Adapun, Bank Jago memiliki layanan penyaluran kredit langsung melalui aplikasi sendiri.
"Kita sudah ada [skema penyaluran pinjaman langsung]. Tapi porsinya masih kecil, ke depan kita lihat lah. Yang paling penting pertumbuhan pinjaman sehat," ujarnya.
Arief mengatakan meskipun gencar menyalurkan kredit dengan skema channeling, Bank Jago tetap menjaga kualitasnya.
"Kami buat tidak asal pertumbuhan kredit, tapi juga berkualitas. Dari NPL [nonperforming loan] ditekan. Kita percaya industri perbankan long term harus sustainable," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Kepatuhan/Sekretaris Perusahaan Bank Jago Tjit Siat Fun juga mengatakan skema channeling menjadi faktor utama dalam pertumbuhan kredit bank.
"Semakin banyak mitra ekosistem yang bekerja sama maka potensi pertumbuhan kredit dan pembiayaan syariah akan semakin besar," ujarnya kepada Bisnis.
Sebagaimana diketahui, emiten bank digital berkode ARTO ini berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah sebesar Rp11,2 triliun pada semester I/2023, tumbuh 54% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Dengan pertumbuhan pesat kredit, Bank Jago pun mencatatkan peningkatan aset 29% yoy menjadi Rp18,9 triliun pada paruh pertama 2023.
Bank Jago juga berhasil mengelola kualitas asetnya. NPL gross turun dari level 2,7% pada Juni 2022 menjadi 1,2% pada Juni 2023. Lalu, NPL nett susut dari 1,41% pada Juni 2022 menjadi 0,19% pada Juni 2023.
Penyaluran kredit bank itu ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp10,1 triliun, tumbuh 65% yoy. Dana murah atau current account saving account (CASA) mendominasi komposisi DPK Bank Jago sebesar 71,4%, sedangkan sisanya merupakan deposito sebesar 28,6%.
ARTO pun sukses meraup laba bersih Rp40,51 miliar pada paruh pertama tahun ini atau semester I/2023, naik 40,12% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel