Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) akan memaparkan kinerja keuangan kuartal III/2023 pada Kamis (19/10/2023). Jelang pemaparan kinerja keuanganya itu, harga saham BBCA terpantau jeblok.
Berdasarkan data RTI Business, harga saham BBCA turun 1,12% dalam 24 jam terakhir dan ditutup di level Rp8.850 pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (18/10/2023). Dalam sepekan, harga saham BBCA turun 0,84%. Adapun, dalam sebulan harga saham BBCA turun 2,48%.
BBCA juga mencatatkan transaksi jual bersih dari investor asing atau net foreign sell Rp442,57 miliar pada perdagangan hari ini. Lalu, sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd), nilai net foreign sell BBCA mencapai Rp174,25 miliar.
Meski begitu, harga saham BBCA masih di zona hijau, naik 3,51% sepanjang tahun berjalan. Dalam setahun, harga saham BBCA juga naik 4,42%.
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina mengatakan penurunan harga saham bank jumbo, termasuk BBCA dipengaruhi oleh tren suku bunga yang tinggi saat ini.
"Cost of fund [biaya dana] pun semakin meningkat, sehingga margin akan mengecil," ujarnya kepada Bisnis pada Rabu (18/10/2023).
Kondisi itu juga menurutnya akan terus berlanjut hingga tahun depan. Selain itu, harga saham bank jumbo, termasuk BBCA dipengaruhi oleh tren pertumbuhan kredit yang melambat.
Meski demikian, Martha menyebutkan prospek bank jumbo, termasuk BBCA tetap baik. Kinerja saham bank-bank jumbo sepanjang tahun berjalan juga diperkirakan masih di zona hijau, meskipun kenaikan harganya terbatas.
Adapun, kinerja lesunya saham BBCA itu terjadi menjelang pemaparan kinerja keuangan kuartal III/2023 pada Kamis (19/10/2023). Berkaca pada kuartal sebelumnya, BBCA telah mencatatkan kinerja keuangan moncer, terlihat dari pertumbuhan laba bersih secara konsolidasi 34,07% secara tahunan (yoy) menjadi Rp24,2 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan bulanan terakhir atau per Agustus 2023, kinerja laba BBCA juga masih dalam tren moncer. BCA mencatatkan laba yang meningkat 29,2% yoy pada Agustus 2023 menjadi Rp31,7 triliun.
Saham BBCA sendiri masih mendapatkan peringkat overweight dan direkomendasikan buy mengacu riset Samuel Sekuritas terbaru. Samuel Sekuritas mencantumkan target harga untuk BBCA di level Rp10.500.
"Kami mempertahankan rating overweight untuk sektor perbankan karena kinerjanya yang kuat, terutama jika dibandingkan dengan sektor lain," tulis Analis Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi dan Brandon Boedhiman dalam risetnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel