Kredit Mobil Listrik, OJK Soroti Insentif Pajak hingga Mahalnya Baterai

Bisnis.com,19 Okt 2023, 08:16 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Presiden Jokowi dan Ibu Iriana menaiki mobil listrik menuju KITB, Batang, Jateng, Rabu (08/06/2022). (Foto: BPMI Setpres - Laily Rachev)

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti insentif pajak hingga mahalnya harga baterai untuk kendaraan bermotor berbasis baterai alias motor dan mobil listrik.

Kepala Departemen Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Edi Setijawan mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk mendukung pengembangan industri kendaraan bermotor berbasis baterai dari hulu hingga hilir. Edi menuturkan bahwa OJK juga mendorong pelaku usaha jasa keuangan untuk menyediakan pembiayaan.

Selain penyediaan pembiayaan, Edi menyampaikan bahwa hal yang perlu dipersiapkan di industri ini adalah infrastruktur, seperti stasiun pengisian baterai untuk kendaraan listrik hingga tempat swap baterai motor listrik.

“Insentif pajak dan subsidi pembelian kendaraan listrik juga penting,” kata Edi kepada Bisnis, Selasa (17/10/2023).

Selanjutnya, faktor lain adalah harga BBM. Menurut Edi, jika harga BBM meningkat tentunya akan menarik minat masyarakat untuk membeli kendaraan listrik.

“Harga mobil dan motor listrik jika semakin terjangkau tentunya akan meningkatkan minat masyarakat untuk membeli,” ujarnya.

Menurut data Gaikindo, pada Agustus 2023 volume penjualan wholesale mobil listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV) di Indonesia mencapai 1.329 unit atau naik 30% dibanding Agustus tahun lalu (year-on-year/yoy).

Edi mengatakan bahwa untuk motor listrik pertumbuhannya lebih tinggi lagi. Masyarakat yang membeli mobil maupun motor listrik selain dengan uang sendiri juga memanfaatkan jasa keuangan, dalam hal ini bank dan multifinance.

Di samping itu, OJK melihat penyedia transportasi online juga terlihat mulai memperbanyak armada kendaraan listriknya.

“Tantangan lain dukungan ketersediaan baterai kendaraan listrik dengan harga yang lebih ramah kantong,” ungkapnya.

Di sisi lain, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman mengungkapkan bahwa saat ini porsi penyaluran pembiayaan untuk kendaraan listrik masih di kisaran 0,01% dari total pembiayaan.

“Dengan perkembangan kendaraan listrik yang cukup pesat, diproyeksikan trend pembiayaan EV akan terus meningkat,” ujar Agusman.

Menurut Agusman, berdasarkan perspektif pelaku industri pembiayaan, beberapa hal yang menjadi kendala dan tantangan atas pembiayaan kendaraan listrik, salah satunya adalah ketersediaan charging station yang masih relatif terbatas.

Selain itu, harga jual yang relatif lebih mahal, garansi after sales termasuk baterai, ketersediaan baterai di pasaran, serta harga jual kendaraan listrik bekas yang masih belum ada kepastian.

Sementara itu, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance melihat bahwa antusias masyarakat terhadap kendaraan semakin meningkat.

Direktur Portofolio Adira Finance Harry Latif mengatakan bahwa hingga September 2023, Adira Finance mencatatkan penyaluran pembiayaan kendaraan listrik yang meningkat signifikan mencapai Rp123 miliar.

Harry menuturkan bahwa pembiayaan kendaraan listrik perusahaan dikontribusi oleh pembiayaan mobil listrik sebesar 67%. Sedangkan sisanya berasal dari pembiayaan motor listrik, yakni sebesar 33%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini