Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) mengandalkan strategi perluasan cabang komunitas atau community branch di berbagai daerah untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat akan bank digital lebih banyak lagi. Hal ini seiring dengan persaingan ketat bank digital dalam meraup nasabah.
Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia mengatakan Bank Raya terus memperluas community branch di beberapa daerah sebagai touch point untuk mengakomodasi kebutuhan finansial nasabah retail, pelaku usaha, dan juga komersial yang melengkapi layanan di aplikasi Bank Raya. Community branch Bank Raya ini baru saja diresmikan di Denpasar, Yogyakarta dan Palembang.
Adapun, saat ini Bank Raya memiliki 8 kantor cabang dan 11 community branch di Indonesia. “Community branch adalah pendekatan kami sebagai bank digital mengikuti kebutuhan nasabah yang semakin meningkat untuk layanan perbankan," katanya dalam keterangan tertulis pada Kamis (19/10/2023).
Ida Bagus Ketut Subagia juga mengatakan Bank Raya akan meningkatkan efektivitas layanan dari community branch agar dapat mendukung penetrasi produk aplikasi Bank Raya di pasar, sehingga berkontribusi positif pada pertumbuhan bisnis.
Bank Raya sebelumnya mencatatkan kenaikan penyaluran pinjaman 200% secara tahunan (year on year/yoy) pada Agustus 2023 menjadi RpRp6,9 triliun.
Dia menjelaskan penggunaan aplikasi Raya juga terus bertumbuh, tercatat customer information file (CIF) nasabah mencapai 750.000, naik 171% yoy.
Strategi bank digital besutan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) ini juga dijalankan seiring dengan ketatnya persaingan meraup nasabah di bank digital saat ini.
Ahli pemasaran sekaligus Wakil Rektor I Universitas Prasetiya Mulya, Prof. Agus W. Soehadi mengatakan persaingan bank digital untuk meraup nasabah ke depan akan ketat, sebab dalam kurun waktu satu tahun ke depan, setidaknya akan ada lima bank digital baru yang hadir di Indonesia.
Akan tetapi, di tengah persaingan ketat itu, Agus mengatakan pada akhirnya layanan bank digital akan mirip satu sama lain. Dengan kondisi demikian, bank digital mesti memikirkan strategi untuk membuat nasabah bertahan.
“Cara lama seperti membakar uang untuk memberikan promosi atau benefit tertentu kepada nasabah sudah tidak terlalu efektif, dan tidak terlalu baik bagi keberlanjutan bisnis," ujar Agus dalam keterangan tertulis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel