Bisnis.com, JAKARTA — Penyedia kredit digital beli sekarang bayar nanti (Paylater) Kredivo merespons soal ramainya video dugaan debt collector (DC) perusahaan yang disebut melayangkan ancaman pembunuhan kepada nasabah saat melakukan penagihan.
Indina Andamari, SVP, Marketing & Communications Kredivo mengatakan pihaknya telah melakukan investigasi awal terkait kasus tersebut. Pihaknya pun membantah DC telah mengancam nasabah untuk melakukan tindak pembunuhan.
“Kenyataannya, kolektor kami tidak melakukan hal ini. Kolektor yang terlibat telah bersama Kredivo selama bertahun-tahun dengan catatan yang bersih,” kata Indina kepada Bisnis, Selasa (24/10/2023).
Tidak hanya itu, Indina mengatakan DC juga berkunjung ke rumah nasabah pukul 19.00 WIB, di mana masih dalam batas jam operasional yang diperbolehkan. “Kami yakin ada hal-hal yang dilebih-lebihkan dari situasi ini, disampaikan bahwa kolektor kami datang pada malam hari. Kenyataannya, kolektor kami berkunjung pada jam 7 malam,” imbuhnya.
Indina juga menjelaskan bahwa ada empat DC yang terlibat dalam situasi tersebut. Pasalnya ada dua nasabah yang terlambat membayar dalam satu rumah tangga. Indina beralasan bahwa mengirim dua kolektor untuk menagih satu pengguna masih dalam standar industri.
Dia juga memastikan bahwa tiga dari empat penagih sudah memiliki Sertifikasi Profesi Penagihan Pembiayaan (SPPI), sementara satu orang lainya masih magang dan menjadi pengamat.
“Kolektor yang sudah bersertifikat memiliki pengalaman lebih dari 16.000 kunjungan kepada pengguna Kredivo dan tidak ada keluhan yang tercatat atas nama mereka, sehingga tuduhan atas ancaman terhadap konsumen yang dilayangkan tidak dapat dijustifikasi,” papar Indina.
Indina menyebut Kredivo tidak menoleransi perilaku penagihan apa pun di luarpedoman atau kode etik Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pihaknya juga tak segan mengambil tindakan tegas bahkan penghentian apabila ternyata ada DC kolektor yang melanggar aturan yang berlaku.
Di sisi lain, Kredivo juga akan terus tetap berkomitmen untuk mematuhi hukum terkait data pribadi konsumen. Indina menambahkan pihaknya juga akan terus melakukan investigasi dan akan tetap bertanggung jawab secara penuh menyelesaikan masalah ini.
“Kesimpulan kami sejauh ini, narasi yang diberitakan tidak sesuai dengan data-data yang telah berhasil kami kumpulkan. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak langsung mengambil kesimpulan berdasarkan narasi-narasi yang beredar di media sosial sampai kami menyelesaikan penyelidikan kami,” tandasnya.
Sebelumnya ramai video viral yang dibagikan akun X @report.id. Dalam video tersebut DC Kredivo disebut membuat rusuh saat menagih hingga melakukan ancaman pembunuhan.
“DC Kredivo rusuh malam-malam datangi rumah nasabah dan ancam mau bunuh, nasabah dipaksa buat video pernyataan, kalau malem itu tidak bisa bayar sesuai nominal mereka nasabah gadai aset yang bisa digadaikan,” tulis akun tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel